Taman

98 22 20
                                    

Netra hitam milik Alea mengelilingi seisi rumah Jason, "Gede banget dah, ni rumah apa alun-alun"

"Siapa kamu"

Alea sedikit tersentak dengan suara berat milik laki-laki tua yang tengah menuruni tangga. Alea menyalimi pria tua tersebut, inget, kudu sopan!.

"Temennya Jason kek"

Alea menghela nafas, 'ga salah kan? Beneran kakeknya kan?'

"Loh kakek masih disini?"

Alea dan laki-laki tua yang disebut Jason kakek itu mengalihkan pandangan. Segera, Jason mendekat, mencium punggung tangan kakeknya dengan lembut.

"Oh iya kek, ini Alea, temennya Jason"

Alea tersenyum simpul, jujur dia agak takut dengan tatapan tajam dari pria tua dihadapannya.

"Oh, jangan lupa dibikinin minum"

Jason mengangguk kecil, lalu segera mengajak Alea ke halaman belakang rumahnya. Lagi-lagi Alea dibuat terkejut, halaman rumah macam apa ini?, Bahkan hampir setengah dari luasnya lapangan bola.

"Lo tunggu disini, gw ambil buku dulu, sekalian siapin cemilan"

"Biar gw bantu"

"Gausah," tolak Jason dengan halus, dia pergi meninggalkan Alea, sendirian di gazebo yang sejuk.

"Adem bat anjir, mana bisa gw belajar di tempat kek gini. Bawaanya ngantuk," keluh Alea seraya mengerjapkan matanya yang berair.

Tak lama Jason datang, membawa buku, jus jeruk, dan beberapa cemilan. Alea langsung berdiri dan segera membantu.

"Jason"

"Ha?"

"Kita kan beda jurusan"

Jason melirik Alea sekilas, lalu tertawa kecil, "Gw pinter dalam segala bidang"

"Idih"

Jason mencomot kue kering yang ia bawa, lalu mulai membuka buku yang ia tulis sendiri. Alea diam memperhatikan tulisan Jason yang benar-benar.

Bagus anjir

"Njir itu tulisan Lo sendiri?"

Jason mengangguk.

"Ih serius? Ah gapercaya gw, masa bagus banget," Alea mengambil alih buku tersebut dari tangan Jason, membuka halaman demi halaman. Melihat segala sesuatu tertulis dengan rapi.

"Beneran tulisan gw tuh, kenapa? Tulisan Lo jelek yah?"

"Wah ngejek ni orang"

Alea menyambar pulpen mahal Jason, yang jelas tidak akan ada di koperasi sekolah tempat biasanya ia membeli pulpen.

"Nih bagus kan"

Jason melirik hasil tulisan Alea.

Jason Wiliam Winata.

"Iya, bagus..."

Alea tersenyum bangga, dia menepuk dadanya beberapa kali seraya mengangkat dagu dengan akuh.

"Bagus karena itu nama gw," sambung Jason dengan seringai di akhir kata.

𒆜𒆜𒆜𒆜

"Ga nyangka Anju"

"Cuma gitu doang sombong banget lu"

"Bacot"

Diva tertawa kecil, melihat ketiga orang disekelilingnya saling cekcok.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang