first call

106 23 2
                                    

Jarum jam terus saja berputar, Alea tengah termenung di kamarnya dengan buku diarynya. Belakangan ini Alea lebih banyak menulis, tentu saja karena lebih banyak hal tentang Jason yang ia punya.

Dia jadi teringat tentang bekal yang ia buat pagi-pagi buta. Alea senang Jason menyukainya, setidaknya mereka semakin dekat. Sabodo teing dengan status, Alea memang berjuang, tapi dia pasti akan pelan-pelan.

Oh, Alea juga sudah bertemu dengan Bryan dan Evan. Alea bersyukur pertemuan pertamanya dengan kedua sepupu Jason itu adalah first impersion yang baik.

"Dor!"

Alea hampir saja terjungkal, dia melotot ke gadis dengan baju hitam kebesaran, Diva.

"Ngapain lu disini?," Tanya Alea seraya mengelus dadanya.

"Yeeew gabole main nih gw?"

"Engga"

"Gitu amat Lo anjir, yaudah ah gw balik"

"Balik aja Sono," usir Alea seraya mengibaskan tangannya.

Hening selama lima menit, Alea bangkit, mencoba memastikan apakah Diva benar-benar pulang. Paling lagi maling kulkasnya.

"Kemana tu bocah," Alea celingak-celinguk, netranya menyapu seisi ruangan dirumahnya, mencari sosok bernama Diva.

Dan ketika sibuk dengan aktivitas pencarian ini, kebetulan sekali ibunya lewat.

"Eh Bu, stop!!"

Ibu Alea menatap anaknya dengan alis menyatu. Dia akui, anaknya memang tidak waras, sinting lah pokoknya.

"Kenapa?," Tanyanya ketus

Alea tersenyum kecut, "Barusan ngeliat Diva ga?"

"Lah maksud mu apa, dah pulang tadi"

Wanita berumur 40 itu berlalu begitu saja membuat Alea menganga.

"Anjir sejak kapan Diva baperan?"

Emang ya, semenjak kata baperan dominan dipake itu, kata maaf tak lagi berharga,( ꈍᴗꈍ).

Dahla, cukup tau.

Alea masuk kembali ke dalam kamarnya, ia yakin Diva sedang pms saat ini. BIASALAH.

Lain dengan Diva yang sedang menggerutu, menyumpah serapahi Alea dengan segala kutukannya.

"Kalo bukan bestai gw, udah gw jites palanya," terang Diva seraya mendengus.

Ponsel gadis itu berdering menampilkan nama seseorang yang belum pernah sekalipun menelfonnya.

First call.

Diva menggeser icon hijau, dia memasang earphone ketelinganya, karena saat ini ia berada di trotoar kota. Dan yang pasti sangat berisik.

"Haloo, ratuuu"

"Apaan nih"

"Kerumah ku yuk ratu, mau curhat nihh. Yokk"

"Curhat doang?"

"Banyak makanan ratuu, jadi tenang saja awokawok"

Diva terlihat berfikir sejenak, dia juga sudah rapih. Niatnya ingin berkunjung kerumah Alea, eh...

Dahla

"Oke gw otw"

"Mantap lah, ngga mau dijemput nih?"

"Gausah," jawab Diva lalu mematikan sambungannya.

Diva hendak menghentikan taksi yang sebentar lagi akan melewatinya, namun sebuah mobil Hitam menghalangi pandangannya. Membuat taksi itupun hanya sekedar lewat tanpa tau Diva hendak menumpang.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang