Alea mengulum bibirnya, kini dia tengah sibuk menyalin tugas yang belum sempat ia kerjakan semalam. Dan untungnya dia punya Diva yang bisa diandalkan dalam hal tugas-menugas.
"Ga sia-sia emang gw punya temen," gumam Alea sembari tersenyum.
Kelas tengah ramai, biasalah.
Namanya juga lagi free class, sayang banget free class ini akan segera berakhir dengan bergantinya jam pelajaran. Coba kalo free class terus, pasti Alea ga bakal susah-susah nyalin tugaskan?
Kelas memang sedang rusuh, tapi tidak dengan Ridwan yang sedari tadi diam dikursinya dengan tatapan kosong.
Sedari tadi Windy memperhatikan, laki-laki itu benar-benar menjadi jauh. Ridwan melirik Alea sekilas, dan seketika ia menjentikkan jari.
"Good idea," Ridwan berjalan ke kursi Diva yang kosong.
Entah kemana gadis belia itu, ia menghilang, begitu juga dengan Sean. Tengah pacaran mungkin.
Dengan mulus, Ridwan menghempaskan pantatnya di kursi. Menatap Alea yang masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Merasa risih, Alea menoleh, dan dengan melotot menatap Ridwan dari atas kebawah. Dan semua itu pun tak luput dari pengelihatan Windy.
Ridwan terkekeh, lalu menaikkan kedua alisnya naik turun. Alea hendak muntah rasanya, ku tarik kembali kalau Ridwan tidak seperti cerminan kelas yang tengah rusuh. Dia sama saja.
"Pergi kek jauh-jauh, suka Lo sama gw sampe nempel terus-terusan," Alea mendengus sembari mendorong bahu Ridwan kuat.
Tapi bukan Ridwan jika dia mengalah lalu pergi, "Apaan, gw mah sukanya sama...."
Alea kembali menoleh, Ridwan masih menggantungkan kata-katanya, hampir saja keceplosan. Windy semakin menajamkan telinganya, berharap dia mendengar namanya disebut.
"Sama..?," Tanya Alea.
Ridwan menelan salivanya susah payah, mencoba menemukan nama selain Windy.
"Sama Veraa dongg"
Alea ber-ohria, sementara Windy bungkam, telinganya terasa perih mendengar Ridwan menyebut nama gadis lain dengan tertawa.
Kenapa, kenapa dada Windy terasa sesak.
~~~~~
Aurella menatap Diva dari atas kebawah, lalu mendengus.
"Lu beneran deket sama Alarik?"
Diva memutar bola matanya malas, "Lo buang-buang waktu gw sumpah."
"Ya tetep aja gw ragu," ucap Aurella kembali melirik Diva
"Div!"
Diva menoleh menatap Raka yang berjalan ke arahnya, dengan seragam yang dikeluarkan serta tangannya yang ia sembunyikan dibalik saku. Aurella pun ikut menoleh sekilas.
"Ngapain lu disini," tanya Raka sembari melirik Aurella dengan tatapan tajam.
Ya oke, Raka baru saja tau tentang apa yang telah Double Rell perbuat dengan para siswi di SMA 205 Jakarta.
Aurella berdeham, tentu saja, dia merasa sedang dituduh ketika Raka menatapnya seperti itu. Apalagi Diva hanya diam tak menjelaskan apapun.
"Kalo Lo ga percaya gw deket sama Alarik, tanya aja nih Raka," kata Diva sembari menepuk bahu Raka lalu berlalu pergi.
Raka mengerutkan kening menatap kepergian Diva, lalu kembali melirik gadis disampingnya.
Aurella.
Itu yang Raka tangkap dari name tag nya, yah maklum ia takut salah menyapa, bagimana jika dia adalah Aurelly?.
"Lo ngapain disini sama Diva"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIDAK LAGI UPDATE
FanfictionDISCLAIMER!!!. CERITA INI TELAH STOP PUBLISH CHAPTER BARU. TIDAK ADA LANJUTAN SAMA SEKALI. MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA BAGI PEMBACA!. Start {13-01-21} Finish {.........} Rank tertinggi #1 in Jasonwiliamwinata {11-feb-21} #1 in Jasonwiliamwinata {12...