Pizza 1m

100 24 13
                                    

Bryan menyalakan lampu yang akan menerangi balkon, disana sudah duduk Evan dan Jason yang tengah mengobrol sambil tertawa kecil.

"Eh pesen gopud kek, gw laper njir," keluh Evan karena sedari tadi, ia sebagai tamu, sama sekali tidak merasa disambut oleh Jason.

"Temen dateng boro-boro ditawarin makan, disuguhin minum ae kaga," lanjut Evan seraya melirik Jason dan Bryan bergantian.

Jason berdecak, "Idih, biasanya lu juga ngambil sendiri, ngapa sekarang jadi nyuruh-nyuruh gua"

"Jadi pesen gofood ga?," Tanya Bryan to the point.

"Nah ini baru temen gw, Rechesse atu ya"

"Oke, richesse tiga, terus?"

"Pizza 1m," sahut Jason seraya menatap Bryan.

"Eh buset, gila lu? Mana abis ntar tu pizza, lu kalo mau pesen itu bawa temen yang rakus buar abis," cerewet Evan yang merasa dirinya tidak rakus.

Jason memutar bola matanya malas, Bryan terlihat mengotak-atik ponselnya lalu berucap.

"Chatime gimana?"

"Bole tuh"

"Oke"

Tiba-tiba hening, ketiganya sibuk bermain ponsel, mungkin hanya Evan yang sesekali mengumpat karena kalah dalam gamenya.

Jason menatap pesan terakhirnya, yang belum dibaca oleh Alea, setelah memastikan chat tersebut. Ponsel pun akhirnya dimatikan, Jason memasukan benda pipih itu kedalam saku celana pendeknya.

Jason melirik Bryan yang tersenyum tipis seraya menatap ponsel, Jason agak kepo, karena Bryan bukanlah tipe orang yang mudah tersenyum apalagi hanya karena video lucu atau semacamnya.

Humornya dolar, ga seperti kalian tentunya.

Cowo yang masih kepo itu hanya mengangkat satu alisnya, kemudian meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, menyisir rambutnya kebelakang ketika angin malam berhembus menerpanya. Selalu saja, dimalam dingin seperti ini, yang ada dipikirannya adalah sang bunda.

Dan bedebah sialan yang masih belum pulang saat ini, maka dari itu Jason mengundang Bryan dan Evan kerumahnya. Setidaknya dengan itu dia ada teman mengobrol, dan rumah tak akan terlalu sepi.

"Punten, gopud"

"Eh, Van, ambil noh"

"Lo ga liat gw lagi push rank apa?, Lo aja Sono"

Jason mendengus, sebenarnya agak menyesal juga mengundang Evan kerumahnya. Selalu saja bisa memancing emosi.

"Udah biar gw aja yang ngambil," Bryan bangkit dari duduknya, meletakkan ponselnya di atas meja.

"Itu baru temen gw"

"Eh gajadi"

"Lah"

𒆜𒆜𒆜𒆜

"Ish sakit banget!," Alea membungkam mulutnya ketika berteriak menggunakan bantal.

Menstruasi kali ini tak jauh berbeda dari sebelumnya, moodnya jadi jelek, dan rasa emosi yang terus turun naik.

Rasanya Alea ingin melampiaskan rasa sakitnya kepada seseorang, namun tak bisa.

"Kiranti gih kiranti," saran Diva yang masih fokus pada gamenya.

"Ga ah"

Diva tak membalas lagi, Alea juga hanya diam, meremat sprai yang semakin tak terbentuk.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang