Taken

167 31 9
                                    

"Gw denger sih udah jedoran kemarin"

"Emang cocok banget sih Jason sama Caren, ganteng sama cantik"

"'Gausah mikir beda agama juga wkwk"

Diva mengulum bibir, sesekali dia melirik Alea yang berjalan didepannya. Rasanya ia ingin memukul penggibah yang bicara dengan suara keras itu dengan panci milik ibunya.

"Apaansi alay banget," maki Diva sembari memutar bola matanya kekanan.

Belum ada reaksi berlebihan dari Alea, dan itu malah membuat Diva khawatir. Ayolah Alea bukan orang yang kalem, apalagi dalam hal sakit hati.

Diva saja sudah bosan bagaimana semangatnya gadis itu bercerita tentang Jason, seakan tak ada topik lainnya, itu-itu saja yang selalu dibahas.

Akhirnya sampai, tepat ditempat duduk dua gadis yang tengah berkelana dalam pikiran masing-masing. Alea masih diam sampai di hempaskannya pantat tepos itu di kursi.

Barulah Diva sadar, sepasang earphone menyumpal telinga sahabatnya.

"Pantes aja anjing."

"Pagi Divaa"

Sean tersenyum manis, Diva menoleh, menatap Sean dengan horor.

"Lo nyapa gw?"

"Bukan, cicak noh. Pake nanya," Sean mendengus lalu berlalu ke bangkunya.

Diva hanya menggidikan bahunya acuh, sepertinya laki-laki itu lupa kondisi saat ini. Dimana Sean yang sepertinya menyatakan perasaan, dan Diva yang pura-pura tak melihat serta mendengar apapun.

"Al"

Alea masih asik mengangguk-angguk an kepalanya menikmati alunan musik. Diva semakin mendatarkan raut wajahnya, kesal? Tolong jangan ditanya, sudah pasti.

Brak, "ALEA"

"ASTAGHFIRULLAH"

Alea melepas earphonenya dengan satu tangan masih memegang dadanya yang bergemuruh.

Lirikan maut menghantam Diva, sepertinya Alea tak merasa salah apalagi berdosa saat ini.

"Kuping gw gak budek bego!"

"BACOT!"

Oke cukup, Alea semakin tidak mengerti. Bukankah harusnya dia yang marah? Iyakan pasti?. Hey gadis dengan muka ditekuk yang duduk disebelahnya telah mengganggu halunya sebagai istri dari Eunwoo.

Alea menoleh kebelakang menatap Sean dengan tangan dilipat dan kaki yang dinaikkan ke atas meja, "Sean, dia kenapa sih?," Tangan Alea menunjuk ke arah Diva.

Dan jawaban Sean hanyalah gundikan bahu, bahkan tanpa melirik Alea sedikitpun. Alea pun ragu laki-laki itu mendengarkannya tadi.

"Tauk deh, udah gila semua"

~~~~~

Aurella sedari tadi misuh-misuh, bagaimana tidak? Aurelly menyetir hari ini, dan hanya karena pertengkaran kecil dia ditinggalkan dipinggir jalan.

"Kakak sialan!, Dasar Kunti!. Awas aja gw laporin nanti ke papa!"

Sementara bibir Aurella masih setia mengerucut maju ke depan sepanjang lima centi. Laki-laki berseragam rapi dengan motor hitam melewatinya. Aurella tidak terlalu memperhatikan siapa itu, tapi sepertinya dia yang terlalu memperhatikan gerak-geriknya. Motor itu semakin jauh, bahkan sudah tak tampak di mata Aurella karena ramainya jalanan kota.

Hingga tanpa Aurella duga laki-laki yang sepertinya tadi baru saja lewat berbalik, berhenti memotong jalannya. Laki-laki itu turun dari motor membuka helmnya hingga membuat rambutnya yang tertata rapi itu berantakan.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang