Alea meletakkan soto beningnya di meja, Diva yang sudah duduk duluan dikursi kantin mendongak, menatap wajah masam Alea yang membuatnya menautkan alis.
"Kenape Lo?," Diva menangkap wajah Alea yang semakin ditekuk.
"Masa tadi ya, gw ketemu Jason, tapi dicuekin (TT)"
"Kesian," ejek Diva yang mengundang cubitan maut Alea
"Aduh!"
Alea menggeram, dia sungguh kecewa masa masa indahnya hanya berlangsung selama satu hari. Bersama dengan laki-laki pujaan, Alea mengukir kenangan di Buku diary nya, yang hanya menceritakan tentang perjalanan cintanya kepada sang pangeran.
Jason Wiliam Winata.
"Lagian ya Al, dia tu dah gak ada urusan sama Lo. Kemarin baik-baik in Lo itu gegara rasa bersalah kali"
Rasa kesal Alea berubah menjadi kesedihan, kalian harus mengingatkan Alea untuk tidak lupa kalau Diva adalah sahabatnya.
"Untung gw kaga mood ya Div, tunggu aja nanti, gw mutilasi Lo!"
Diva hanya menjulurkan lidahnya mengejek, lalu masih melanjutkan omongannya yang melululantahkan hati Alea.
"Inget ya Al, agama dia sama kita tu beda!, Dari segi agama, derajat, dan level, Udah berapa kali gw bilang, buang halu lu jauh jauh"
CUKUP MARTI, AKU SAKIT HATI!
Hanya itu yang ingin Alea teriakan sekarang, tapi mau bagaimana lagi, yang dikatakan Diva bukanlah kesalahan. Catat itu!
Bukan kesalahan!.
"Gw boleh nimbrung ya!"
Diva menatap horor ke arah Sean yang duduk disampingnya, "Ngapain lo nanya kalo belum dijawab aja lu udah duduk"
Sean hanya menyengir lebar sembari menyantap burgernya. Hal itu membuat Alea sadar, sotonya belum tersentuh. Dengan mood yang buruk, Alea menyendokkan satu suap soto kemulutnya.
Akhirnya hanya dentingan sendok yang terdengar, Sean sudah sibuk dengan ponselnya, Alea masih berkutat dengan soto yang belum ia habiskan, dan Diva masih saja memutar-mutar sedotan di jus orange-nya yang telah tandas.
Aurella dan Aurelly berjalan santai melewati koridor menuju ke kantin, beberapa sapaan mereka dengar dan senyuman pun terbit untuk membalasnya.
"Capek gw senyum Mulu," keluh Aurelly
"Yaudah si gausah senyum"
Aurelly memutar bola matanya malas, "Ntar timbul gosip gw sombong lagi"
Aurella terkekeh, "Aneh ga si? Jason kalo di sapa juga cuek tapi jatohnya cool, lah kita, kalo cuek langsung dituding sombong"
"Udah hukum alam," jawab Aurelly sembari menatap sekitar kantin, matanya tertuju kepada meja di pojokan. Dimana terlihat Alea dan Diva, emm juga Sean.
Aurelly menepuk bahu Aurella, lantas pergi begitu saja.
"Eh, mau kemana tu anak," Aurella berlari mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Aurelly hingga berhenti di meja Alea.
Diva melirik mereka berdua, dan dengan rasa jengkel mendengus.
"Ngapain lo kesini? Kayaknya nemplok Mulu ke gw"
Aurella berdecih, "Jijay"
"Jangan-jangan kalian belok ya?," Tuduh Sean
Aurella dan Aurelly melotot, menatap Sean dengan horor dipadu dengan tawa Alea dan tatapan datar Diva.
~~~~~~
"Win, eh tungguin dong"
Windy tak bergeming, dengan acuh dia masih berjalan dengan cepat memasuki kawasan kantin.
Ridwan memelankan panggilannya, agar sekeliling tak memperhatikan. Dan teng, Windy duduk di meja Alea dengan beberapa orang di sana yang menatapnya aneh.
"Al, perasaan tadi cuma kita berdua yeh," ucap Diva pelan tapi masih bisa didengar oleh semuanya.
"He eh, tauk ni, meja kan masih banyak," sungut Alea seraya melirik Double Rella.
Tak ada lagi yang bicara, kecuali godaan Ridwan kepada Windy. Sean sedikit mendongak dari ponselnya, memperhatikan Windy an Ridwan sekilas, lalu berpaling ke samping. Menatap Diva dengan lekat.
Diva tau ketika ujung matanya memperlihatkan Sean yang tengah menatapnya, risih? Jangan ditanya. Gadis yang tengah mengobrol kecil dengan Alea ini mengacuhkan tatapan Sean padanya.
Tingg
Ponsel Diva berdenting, menandakan pesan masuk. Dirogoh saku seragamnya, meraih ponsel rose gold dengan casing bermotif galaksi.
Diva menaikkan satu alisnya, melirik Sean yang tersenyum simpul sembari menatapnya.
Sean
||Jangan cuekin gw, katanya Lo paham
Kalo dicuekin sama orang yang kita suka
Itu sakit.Diva melotot, tangannya sedikit gemetar, tak ingin sedikitpun dia menoleh menatap Sean horor ataupun semacamnya.
"Va?, Lo kenapa?," Pertanyaan Alea mengundang tatapan yang lain, namun gadis yang masih terkejut itu hanya menggeleng sebagai jawaban, kemudian ponselnya kembali berdenting.
Sean
||Gasalah kan? Gw suka sama
Orang yang pernah nolongin gw pas
Kecelakaan. Dimana sama sekali
Ga ada manusia yang mau bantu gw
Bangkit, kecuali Lo.
Diva.Diva bangkit dari duduknya, keluar dari kawasan kantin dengan terburu-buru. Saat itu juga Sean ikut bangkit, mengejar Diva yang pastinya pergi karenanya.
Yang lainnya, hanya cengo, terutama Alea. Dia juga hendak bangkit tapi Aurella menahan tangannya.
"Mending Lo disini aja"
_•_
KAMU SEDANG MEMBACA
TIDAK LAGI UPDATE
FanfictionDISCLAIMER!!!. CERITA INI TELAH STOP PUBLISH CHAPTER BARU. TIDAK ADA LANJUTAN SAMA SEKALI. MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA BAGI PEMBACA!. Start {13-01-21} Finish {.........} Rank tertinggi #1 in Jasonwiliamwinata {11-feb-21} #1 in Jasonwiliamwinata {12...