Bryan & Evan

100 21 25
                                    

"Nomor togel?!!,"

Jason refleks membungkam mulut Alea, takut bila suara mereka mengundang keramaian. Apalagi Alea baru saja menyebutkan kata-kata yang bisa saja membuat orang lain salah faham.

"Yakali, itu password apartemen gw, gw catet di kertas takut lupa. Dan sekarang gw lupa. Jadi lu tau ga?"

Alea menggeleng pelan, dia tak tau kertas yang dimaksud Jason. Dia juga tak menemukan secarik kertas apapun kemarin.

"Bisa aja ilang di tempat lain?"

Jason menggeleng, "Gw yakin kok ketinggalan di rumah Lo"

Alea menghela nafas, "Yaudah nanti mampir aja, kita cari bareng-bareng"

"Yaudah, Lo mau ke kantin ga?," Tanya Jason sembari melirik arloji jam ditangan kirinya.

"Masih sempet kok," tambahnya.

"Boleh tuh, Lo mau kemana?, Balik ke kelas?"

"Gw mau ke kantin juga kok, ayo bareng"

Alea tersenyum tipis, lalu mengikuti Jason yang sudah berjalan lebih dahulu didepannya. Sejenak Alea menikmati apa yang ada di hadapannya kini, punggung tegap Jason yang terlihat sangat kokoh.

Kapan ya, Alea bisa menyandarkan kepalanya di bahu cowo itu.

"Ish Al, lu mikirin apa sih," gumam Alea yang hinya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Beberapa orang yang lewat terlihat melirik Alea dan Jason. Mungkin lebih kepada Alea, tatapan mereka memang tidak sinis. Tapi tetap saja Alea merasa risih. Seakan-akan bagi orang lain Alea tak sepatutnya berada di sekitar Jason.

Terserahlah, Alea tak akan lagi memikirkan ego-nya, dia tak akan lagi sibuk memikirkan rasa insecurenya untuk berjuang mendapatkan Jason.

Alea kembali menyadarkan diri ketika dirinya dan Jason sudah masuk ke dalam kawasan kantin. Jason duduk di salah satu meja terpojok dikantin, dan itu membuat Alea sedikit--.

Emm.

Ya jadi gini, sepengetahuan Alea kebanyakan yang pacaran itu pada suka mojok, kenapa?. Ya biar gak ada yang ganggu. Jadi disini, Alea harus baper atau biasa aja?.

"Lo mau pesen apa biar gw yang pesenin?," Tanya Alea menawarkan diri.

Jason terlihat melirik Alea sekilas lalu tersenyum, aduh tolong siapapun biarkan Alea tentram untuk saat ini.

"Sama-in aja deh," final Jason masih dengan senyum tipisnya.

Alea mengangkat dua ibu jarinya, mengacungkan jempol. Gadis itu mengantri untuk memesan makanan untuk dirinya dan Jason.

Tatkala Alea sibuk mengantri, Jevas datang menghampiri Jason.

Jason tidak mengindahkan apa yang Jevas lakukan. Dia hanya berusaha cuek dan biasa saja.

"Gausah sok cuek gitu juga kali"

Jason berdecih, jika ingin dia sudah meninju wajah Jevas sekarang juga. Sayangnya dia tau bahwa kakeknya masih hidup dan sangat memperhatikan catatan baik dan buruk tentang apa yang Jason lakukan.

Jadi daripada dia mendapatkan masalah hanya karena Caren dan Jevas, lebih baik dia diam saja.

"Lu udah tau kalo Bryan sama Evan mau pindah kesini?"

Dahi Jason berkerut, dia sedikit tersentak dengan ucapan Jevas. Pasalnya dia tak tau Bryan dan Evan akan kembali ke Jakarta setelah pindah 4 tahun yang lalu.

"Darimana Lo tau?"

"Nyokap," sahut Jevas.

Keadaan kembali hening, tidak Jason, maupun Jevas, mereka sama-sama diam. Rasanya Jason sangat ingin bertanya kenapa dia merebut Caren darinya.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang