Tirai biru langit itu di buka dengan lebar, langit terlihat murung saat ini. Bintang tertutupi awan yang hitam pekat. Bulan juga malu untuk menampilkan diri, dia ikut bersembunyi di kediaman malam tanpa ingin menyapa layaknya matahari.
Angin malam yang dingin merasuk dalam tulang-tulang, membuat empunya tersenyum tipis lalu menghembuskan nafas hangat yang beruap.
"Jason, diminum dulu susunya nak"
"Jangan lari-lari!, Nanti jatuh!..."
"Tuhkan"
Jason tersenyum dengan mata berlinang, "Bunda, Jason kangen..."
Suara Jason terdengar lirih, tiba-tiba ponselnya berdering, layarnya menampilkan nama seseorang yang sudah lama tak ia temui.
"Ngapain nelfon?"
"Idih bang Jason kok gitu amat sama Abang"
"Jijik anjir"
"Apa iya?, Ututu"
"Lama-lama lu ngeselin ya"
"Ngeselin apa ngangenin?, Wkwk"
Tutt
Jason melempar ponselnya ke ranjang, dia masih waras untuk tidak membuang ponsel seharga ginjal itu ke lantai. Telfon yang benar-benar merusak suasana, pikir Jason.
Rumahnya terasa sepi semenjak kepergian ibunya, ayahnya seakan buta dan tuli akan sang ibu. Yang dia lakukan hanyalah bersenang-senang tanpa memikirkan maupun bertanya, bagaimanakah hari-hari Jason.
Bukannya Jason bertingkah kekanak-kanakan, dia hanya kesepian.
Percayalah.
Gerakan cacing membuat perut Jason berbunyi, dia lapar. Dan sudah pasti dirumah besar ini tidak akan ada apapun. Selalu saja Jason harus makan diluar, kapan lagi ia bisa menikmati lezatnya nasi goreng buatan ibunya.
Cukup sadar saja, tidak akan pernah lagi.
Tidak akan pernah.
Jason memejamkan matanya sejenak, lalu meraih jaketnya. Cowo itu membuka pintu kamarnya pelan, lalu menuruni satu persatu tangga dengan raut datar.
Tak ada tanda-tanda kehidupan dirumahnya, Jason merasa sedang tinggal di tengah-tengah hutan belantara yang kekeringan. Semua makhluk hidup mati disekitarnya.
Sepertinya sang ayah YANG sangat Jason cintai belum pulang.
"Bagus deh, biar ga makin ngerusak mood orang." Ucap Jason sembari menjalankan motornya meninggalkan rumah beserta kesunyian yang sedari tadi mengganggunya.
Kota Jakarta terlihat indah, meski langit tak ikut serta menghiasinya.
Gemerlap kota terpadu dengan suara kendaraan yang tak terlalu padat, mungkin karena malam semakin larut.
Jason berhenti disebuah cafe yang biasanya dihuni para remaja, ketika masuk pun ia menemukan para remaja yang asik nongkrong. Sepertinya Jason terlihat menyedihkan karena datang sendiri.
Laki-laki yang masih sibuk meneliti sekiranya itu duduk di salah satu meja cafe, tentunya setelah memesan apa yang ingin ia nikmati. Suasana cukup ramai bila dibandingkan dengan malam yang semakin larut.
Tak lama pesanan datang, Jason hanya tersenyum tipis kepada pelayan, lalu mulai sibuk dengan makanannya sendiri. Malam itu kembali lagi. Menjadi malam yang sunyi dan penuh kesendirian.
Mungkin memang benar, kata introvert tidaklah cocok untuk Jason. Karena sejujurnya laki-laki itu tetaplah kesepian.
~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
TIDAK LAGI UPDATE
FanfictionDISCLAIMER!!!. CERITA INI TELAH STOP PUBLISH CHAPTER BARU. TIDAK ADA LANJUTAN SAMA SEKALI. MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA BAGI PEMBACA!. Start {13-01-21} Finish {.........} Rank tertinggi #1 in Jasonwiliamwinata {11-feb-21} #1 in Jasonwiliamwinata {12...