Aluna again

57 12 12
                                    

Jason akhirnya menekan tombol kirim setelah beberapa saat mengetik pesan untuk Alea. Pesan tersebut segera terkirim, centang dua abu-abu sudah terlihat, Jason masih menunggu hingga pesannya dibaca.

Tak lama-lama, Alea langsung membacanya, menggetikkan sesuatu sebagai balasan. Jason masih menunggu, ia duduk dikursinya dengan santai.

Senyum Jason terulas ketika Alea menerima penawarannya untuk jalan hari ini. Memang gak pernah nolak sih.

Hey ini rezeki kawan, nikmatin aja.

Jarum jam di dinding kelas menunjukkan tinggal 15 menit lagi bel pulang berbunyi,  jam kosong di jam akhir membuat isi kelas berantakan, tidak berisik namun sudah banyak dari mereka yang berkeliaran dari tempat duduknya.

Mereka semua terlihat senang, tak terkecuali Jason, pintar-pintar begini dia juga suka jika sesekali ada jamkos. Bersiap dengan bel pulang yang akan segera berbunyi, Jason membereskan alat tulisnya yang berserakan diatas meja. Memasukannya dengan rapi lalu kembali termenung dengan ponsel yang setia ia genggam.

Sejenak Jason kembali berfikir tentang hubungannya dengan Alea, sempat saja ia membaca internet tentang bagaimana rasa seorang wanita bila digantung seperti yang selama ini Jason lakukan.

Benar menggantung bukan?, Mereka mungkin punya hubungan spesial, lebih dari seorang teman, namun kurang tepat bila dibilang pacar.

Agak sulit, apa harus Jason tembak Alea dahulu dan berpikir tentang agama di akhir?.

Bersama perjuangan kita bisa, bisa gila tentunya.

"Kota-kota apa yang jago gombal?"

Jason melirik arah suara, terkejut dengan kehadiran Evan yang gaib, datang-datang sudah melayangkan pertanyaan aneh.

"Paan dah," ucap Jason mengalihkan pandangan, niatnya menunjukkan kegaringan Evan, namun bocah ingusan itu malah salah tangkap, dan mengira Jason menanyakan gombalannya.

"Cikarang"

"Cikarang dan selamanya aghu akan selalu bersamamuuu, AHAHAHA"

Jason menggelengkan kepala heran, ketawa nih ketawa, ha-ha-ha.

Cringe, ingin Jason mengatakan itu, tapi dia masih punya hati untuk tidak menggores mood Evan yang sedang bagus.

"Kok mas Jason diem aja si, ga ngena ya?, Oke tenang masih banyak kok"

Mampus

Tiba-tiba bel pulang berbunyi, Jason langsung menggerakkan tangannya membentuk salib, bersyukur ia telah terselamatkan dari gombalan Evan.

Jason segera bangkit dari duduknya, menyahut tasnya lalu berteriak, "Duluan, ada janji sama Alea".

"Lah woy!, Dengerin gue dulu ntar praktekin ke Alea!!," Kesal Evan dengan suara menggelegar, "bener-bener tu anak, anjeng bener".

Lorong yang Jason lewati begitu ramai, ia mempercepat laju kakinya agar terhindar dari desakan para siswa-siswi yang buru-buru ingin pulang merebahkan diri ke ranjang yang sudah mengaungkan rindu. Eaaa

Apalagi bau keringat yang terkumpul membuat Jason engap, dia ingin kencan bersama Alea!, Meski bukan untuk pertama kalinya, tetap saja, Jason harus wangi, rapih, dan keren.

Itu adalah syarat mutlak menjadi laki-laki keren.

Wanna nyoba?.

Akhirnya Jason dapat melihat sosok Alea yang tengah melambaikan tangan diantara desakan para murid, Jason tersenyum dan langsung menunjuk ke arah parkiran, karena desakan ini benar-benar membuat Jason muak.

TIDAK LAGI UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang