"Jangan mengemis sesuatu pada orang yang tak bisa menghargai kehadiranmu"
•••••Pagi ini, Semesta melangkah sendirian menuju ruang kelas dengan pesona mematikannya. Jangan salah paham! Bukan arti sebenarnya, mematikan disini dalam artian mematikan perasaan para cewek terhadap cowok selain Semesta. Melihat cowok itu berjalan saja sudah membuat mereka meleleh seperti ice cream creamy.
Lima langkah di depan sudah ada Lisa yang cukup lama menunggunya. Dengan wajah cemberut ia menghampiri Semesta, mantan pacar tapi ia tidak terima kenyataan bahwa mereka sudah putus.
"Sayang, kenapa whatsapp aku di blok sih?" Lisa bertanya dengan nada manjanya.
"Gak penting lagi." Semesta malas pagi-pagi sudah berurusan dengan mantannya ini.
"Ishhh, sekalian aja buang hapenya." Celetuk Lisa melihat tingkah Semesta yang biasa-biasa saja setelah putus dengannya.
"Idih hape gue mahal, lebih berharga dari pada lo." Sahut Semesta dengan ketus.
"Ishh sayang kok kamu gitu sih." Muka Lisa tambah cemberut. Masa iya ponsel lebih berharga daripada seorang cewek pikirnya.
"Jangan manggil sayang lagi. Gue udah punya pacar."
"Hah, siapa? Dia lebih baik dari aku? Lebih cantik, lebih glowing dari aku? Aku kurang baik apa lagi sih, yang?" Lisa jengkel karena dia tidak tahu letak kesalahannya dimana tiba-tiba saja Semesta minta putus beberapa hari lalu dan kini dia bilang sudah punya pacar. Apa tidak terlalu cepat?
"Lo cantik dan lo baik tapi bukan yang terbaik. Gue mau cari yang lebih baik. Rasa sayang gue ke lo itu udah expired." Tukas Semesta sambil melanjutkan langkah meninggalkan Lisa yang kesal dan juga sakit hati sambil menghentakkan kakinya.
Chelsea yang melihat mereka dari jauh mendengus melihat perlakuan Semesta yang sangat tidak memikirkan perasaan perempuan. "Sok kecakepan banget lo." Umpatnya dalam hati. Entah kenapa dia merasa kesal sendiri.
•••••
Semesta sedang asik mengarahkan kamera ponselnya pada jendela kaca di kelas Chelsea. Ia diam-diam mengambil foto Chelsea secara candid, Chelsea sedang fokus menyimak pelajaran di depan.
Sementara dirinya malah keluyuran di luar kelas, tidak tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia di kelasnya. Menurutnya, dia sudah hidup di negara Indonesia selama 17 tahun dan tidak perlu belajar bahasa negara sendiri lagi. Heh tidak begitu juga konsepnya, Semesta.
Sesekali ia tersenyum lebar sambil jemarinya menggeser-geser foto yang berhasil tertangkap kamera ponselnya.
Ada satu foto yang menurutnya paling bagus. Sambil bersandar di dinding ia bergumam, "Posting di instagram ah." Tidak lupa menambahkan caption di postingannya, Semesta segera memencet tanda centang.
TAP
Ponselnya berhasil di rebut seseorang tepat saat postingannya berhasil terkirim dan sudah keluar dari aplikasi instagramnya. Semesta kaget hampir terjungkal saat mengetahui orang itu adalah Chelsea.
"Gak sopan banget sih motret orang tanpa izin. Its my privacy." Ucap Chelsea ketus, sangat tidak suka dengan kelakuan cowok tengik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare [✓]
Teen Fiction"Dari sekian banyak cara Tuhan menghukum Semesta, kenapa yang paling berat adalah kehilangan?" ⚠️ The story contains harsh words and violence !!! Description : Cerita ini berawal dari permainan Semesta bersama teman-temannya, permainan truth or dare...