"Seseorang akan dihargai sampai dia benar-benar tahu caranya menghargai."
•••••Hari minggu pagi, Chelsea sudah stay di Ruang Teduh. Sendirian? Tentu saja, dia tidak ingin di temani siapapun kecuali secangkir kopi yang di suguhkan oleh karyawan seumurannya tadi.
Dia butuh sendiri, merenung, memikirkan hal-hal yang belum bisa ia pecahkan sampai detik ini.
"Ada hubungan apa di antara Semesta dan Kalyla?"
Semalaman dia memikirkan ini dan menangis hingga larut untungnya pagi ini tidak meninggalkan jejak yang kentara di wajahnya.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 11.35 am. Terhitung hampir dua jam ia disini, duduk di sebuah kursi dengan meja bundar di tengahnya.
Tangannya mulai mengotak-atik ponsel yang baru di belinya. Sedikit iseng dan akhirnya berakhir dengan membuka aplikasi instagram. Beberapa kali menggulir postingan orang lain rasanya terlalu membosankan. Akhirnya, ada satu nama yang terlintas dalam pikirannya seiring jarinya yang sudah menekan tombol search.
Jarinya mengetik satu kata kunci, Semesta. Ada banyak akun dengan username Semesta, sekitar seratus. Ah lebih seratus lima puluh. Tidak, lebih banyak lagi yang bermunculan. Tapi akhirnya dia menemukan satu username dengan foto profil yang sangat familiar.
Semesta Adipratama
18 yo🎉
Owner @ruang_teduhAkhirnya dia bernapas lega, tidak terlalu sulit untuk menemukannya. Kemudian cewek itu terdiam cukup lama saat melihat postingan terakhir di feed Semesta. Sebuah foto candid dengan caption, "You're Mine 🌹."
Perempuan itu cukup tersentuh namun berusaha untuk tidak ingin luluh. Caption itu di ketik sudah cukup lama dan sekarang bisa saja kalimat itu tidak berlaku lagi. Dia masih ingat, Semesta diam-diam memotret dirinya waktu itu di depan kelasnya. Padahal dia rasa sudah mendelete semua foto dirinya saat itu juga.
Dia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar. Kemudian meraih cangkir kopi dan menyesapnya perlahan.
"Sayang, kok kesini sendirian? Kenapa gak minta jemput? Terus kemaren kenapa pulang gak nungguin aku?" Semesta yang baru datang cukup terkejut melihat pacarnya ada di kafenya dan dia memutuskan menghampiri kemudian duduk di samping Chelsea.
"Cuma gak mau ngerepotin." Jawab Chelsea masih sibuk dengan cangkir kopinya. Satu hal yang ia sesali kini, kenapa dari sekian banyak tempat tongkrongan ia malah datang ke Ruang Teduh. Dan sekarang berakhir dengan bertemu Semesta, padahal dia kekeuh ingin menghindar.
"Hey, liat aku deh. Aku gak pernah ngerasa di repotin sama kamu." Balas Semesta sambil meraih wajah Chelsea demi menatap dirinya. Sejak tadi, perempuan itu menghindari tatap dengannya.
"Ckk, Semesta lepasin." Dia menepis tangan cowok itu dan kembali menghindar.
"Sayang, kamu kenapa? Aku ada salah sama kamu?" Lagi-lagi Semesta bingung dengan sikap pacarnya. Dia memutar kursi untuk menghadap sempurna kearah Chelsea.
"Yaa ada, gak peka banget sih." Perempuan itu hanya mampu merutuk dalam hati.
"Kalo aku salah coba deh kasih tau aku salah apa?" Semesta berusaha membujuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare [✓]
Teen Fiction"Dari sekian banyak cara Tuhan menghukum Semesta, kenapa yang paling berat adalah kehilangan?" ⚠️ The story contains harsh words and violence !!! Description : Cerita ini berawal dari permainan Semesta bersama teman-temannya, permainan truth or dare...