33. Eccedentesiast

4.4K 192 8
                                    

"Jangan mau membuka hati untuk seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya. Karena pada akhirnya, peruntuh hubungan yang paling hebat adalah masa lalu."
•••••

Rintik hujan terus menebar di permukaan bumi yang mereka pijak. Perempuan itu mematung sambil menggenggam hangat tangan mungil di sampingnya. Matanya tak pernah luput dari pemandangan di luar Ruang Teduh yang cukup menyentil hati kecilnya.

Hujan kali ini dinginnya tidak seberapa, namun cukup menusuk sampai ke tulang bahkan hingga ke ulu hati. Rasanya seperti habis di bawa terbang melayang, ketika indera pendengarnya menangkap kalimat, "Karena hati gue udah lama di tempati oleh seseorang, dan sampai kapanpun tempat itu gak bisa di ganti."

Serius? Kalimat itu untuknya bukan? Senang kah? Tentu saja dia senang. Lalu kenapa ia kembali terhempas di jatuhkan bersamaan air hujan yang gugur menghantam setiap jengkal tanah di sudut bumi. Hanya karena Semesta yang rela menembus rinainya untuk mengejar perempuan lain bahkan sekarang memberi peluk.

Peluk yang seharusnya miliknya, kenapa harus menjadi milik orang lain?

Dia tersenyum cukup getir, lantas air matanya lancang mengalir ketika buah hatinya bertanya, "Papa kenapa, Ma? Tante itu siapa?"

"Papa gak papa. Kita ke dalem yuks! Disini dingin loh." Ujar Chelsea sembari menghapus jejak air mata kemudian tersenyum dan menuntun anaknya untuk masuk ke ruangan kerja Semesta.

Ada banyak hal yang ingin dia bicarakan setelah ini, dan sepertinya dia butuh ruang yang vibesnya menenangkan. Setibanya di ruang kerja Semesta, Chelsea langsung mendudukkan dirinya di sofa begitu pula Keanu yang selalu mengikuti apapun yang di lakukan ibunya. Mata kecilnya tak pernah luput memperhatikan pupil bening sang Mama dengan lamat.

Menit kemudian, Semesta muncul dari balik pintu dalam keadaan basah kuyup. Air yang menetes dari rambut basahnya, membuat Chelsea sedikit terkesima.

Tanpa berkata apapun dia melangkah mendekat pada sebuah lemari kecil di bagian sudut ruang kerjanya. Chelsea mengamatinya dengan intens, kemudian ketika Semesta meraih handuk dan ingin mengeringkan rambutnya, perempuan tersebut langsung beranjak dari duduknya dan mendadak merebut handuk di tangan Semesta.

"Biar aku bantu." Ujar Chelsea sembari menggiring Semesta untuk duduk.

Semesta menurutinya dan hanya diam selama Chelsea mengacak-acak rambut basahnya untuk di keringkan. Raut wajah perempuan itu yang tampak serius membuat Semesta enggan mengalihkan pandangan.

"Makasih sayang." Ucap Semesta lembut. Gerakan tangan Chelsea berhenti begitu saja saat mendengar kata sayang yang kembali di ucap Semesta. Tidak di pungkiri, hatinya kembali menghangat.

Bola mata keduanya saling bertubrukkan dengan lama. Seakan saling berbicara melewati tatapan mata yang menyalurkan rasa rindu selama ini.

"Aku ambilin kopi hangat ya! Kamu ganti baju dulu." Chelsea lebih dulu menyudahi tatapannya. Entah kenapa, semakin ia menatap ke dalam bola mata itu maka semakin ingin gugur air matanya. Apa lagi mengingat kejadian Semesta bersama Rere tadi.

Semesta mengangguk sambil tersenyum lebar, kemudian mengusap lembut kepala Chelsea sebelum perempuan tersebut berdiri dan melangkah meninggalkan dirinya bersama Keanu.

Semesta langsung mengganti pakaiannya yang basah kemudian mendekat dan duduk di sebelah jagoan kecilnya."Hey, jagoan Papa!" Sapanya pada anaknya yang sedari tadi sudah menatapnya.

Truth Or Dare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang