37. Elegy Patah Hati

3.5K 157 6
                                    

"Tuhan mempertemukan dua hati yang sama-sama patah dan terluka agar mereka bisa berkorelasi untuk saling menyembuhkan."
•••••

Pemandangan yang cukup menenangkan, tidak terik dan tidak juga dingin serta angin sore yang bergerak perlahan menerbangkan sedikit demi sedikit anak rambut seorang perempuan yang sedang menyesap kopinya.

Kaki kanan terangkat menyilang di atas kaki kiri, dengan kursi gantung empuk yang menjadi alasnya duduk di teras rumah. Bersisian dengan tanaman hias yang tersusun rapi dalam pot-pot berwarna putih selaras dengan cat rumah yang di diaminya beberapa waktu belakangan ini.

Sementara dua langkah di hadapan, tepat di atas karpet bulu berwarna cream, anak lelakinya sedang asik dengan mainan mobil dan robot sambil bergumam sendirian.

Benar kata orang, menunggu adalah hal yang paling membosankan. Sekiranya itulah yang sedang di rasakan perempuan itu tatkala menunggu suaminya pulang.

Selang beberapa menit, tangannya meraih ponsel yang sejak tadi di anggurin di atas meja kaca kecil. Mencari nomer yang baru tiga pekan ini dia save, kemudian melakukan panggilan. Beberapa saat menunggu, akhirnya panggilan terhubung.

"Hallo. Kenapa sayang?"

Terdengar sahutan lembut dari seberang sana.

"Kapan Mama bakal ngunjungin rumahku? Udah tiga minggu loh dari terakhir kita ketemu. Mama masih di Jakarta kan?"

"Iya, Mama masih di Jakarta. Hari ini gak bisa. Besok aja ya!"

Wajahnya mendadak berubah manyun, sedikit kecewa karena banyak hal yang ingin dia bicarakan. Bercengkrama dengan sang Mama sudah sangat lama tidak dia lakukan.

"Malam ini, Ma"

"Gak bisa sayang!"

Lagi-lagi dia menghembuskan napas kecewa namun berusaha maklum.

"Ya udah besok aja deh."

Detik berikutnya, ekor mata bening itu menangkap sebuah mobil yang memasuki pekarangan rumah. Itu mobil Semesta yang baru saja tiba.

"Ma, udah dulu ya. Janji ya, besok harus kesini."

"Hmmm, janji sayang."

"Papaaaaa!" Seruan Keanu membuat Chelsea menoleh ke arah lelaki yang melangkah mendekat seiring dia yang menutup teleponnya.

"Anak Papa lagi ngapain, hmmm?" Dia merengkuh sembari menciumi kedua pipi kecil itu yang berhasil menghilangkan penatnya selepas bekerja apalagi saat matanya memandangi wajah cantik yang juga memandangnya lekat.

"Lagi main, Pa. Selu tauuu! Pa, ayo main Pa."

"Sayang, Papa lagi capek pulang kerja. Biarin Papa mandi dulu ya!" Kali ini bukan Semesta yang berbicara, melainkan Chelsea.

Keanu pun hanya mengangguk menurut pada apa yang di katakan Mamanya kemudian kembali meraih mainan yang masih berserakan. Sementara Semesta sedikit mendelik pada istrinya itu.

"Gak papa ih. Kasian loh dia." Ujarnya dengan tegas namun masih terdengar lembut.

Chelsea langsung bersedekap di dada,"Makanya siapa suruh abis nikah langsung kerja aja. Kamu itu bukan karyawan, jadi libur sebulan pun gak papa kali, luangin waktu buat anak sama istri." Sewotnya lagi.

Truth Or Dare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang