25. Go Away

6.3K 290 24
                                    

"Ada kalanya hati merasa lelah, ingin menyerah dan pergi menjauh. Bukan karena berhenti mencintai tapi lebih kepada mengistirahatkan luka milik sendiri"
•••••

Hari-hari yang kita lalui memang akan terasa berarti jika kita bisa kembali melihat senyum dari seseorang yang kita sayang. Begitu pula bagi Semesta, hari ini dia bisa kembali melihat senyuman Chelsea tadi pagi saat dia menjemputnya untuk sekolah. Senang? Tentu saja. Di tambah kenyataan bahwa Chelsea tidak menjauhinya lagi rasanya beban berat di pundaknya terasa melayang raib begitu saja.

Semesta melangkah sambil bersiul ringan saat Kalyla tiba-tiba saja mengikutinya menuju loker. Dia tidak mempedulikan cewek itu bahkan dia menganggap tidak ada siapapun di dekatnya.

"Semesta, lo budek ya?" Kalyla terlihat jengkel, dia yang awalnya membuntuti sambil menarik-narik seragam cowok itu kemudian mengimbangi langkah lebarnya Semesta.

"Semesta, gue mau ngomong sama lo." Kalyla masih tetap menggiringnya hingga tiba di loker. Perempuan itu menatap lekat Semesta yang mulai membuka pintu loker kemudian meraih baju olahraga tanpa merespon kehadirannya.

"Semesta, dengerin gue!" Sungutnya lagi, Semesta tetap bergeming mengabaikannya.

"Gue hamil. Gue mau lo tanggung jawab."

Kegiatan Semesta mendadak terhenti, matanya melotot dengan mulut yang menganga. Sangat tercengang dengan kalimat konyol yang Kalyla ucapkan barusan. Tangannya mengepal erat ingin sekali memberi pelajaran pada gadis kurang ajar di hadapannya ini.

"Lo gila? Lo sakit jiwa? Gue gak pernah ngelakuin apapun sama lo, bangsat."

Kalyla tersenyum sinis mendengar umpatan Semesta yang mulai kebal di telinganya. Siluet seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka membuat senyumnya semakin melengkung dalam.

"Gak, gue masih waras. Kenapa? Lo mau berharap sama Chelsea lagi? Udah lah, gue tau kok Chelsea gak seberharga itu buat lo. Buktinya lo pacaran sama dia cuma buat taruhan kan?" Kalyla sengaja berucap demikian dengan lantang agar seseorang yang sedang berdiri di ujung sana mendengarnya.

BRAKKK

Kalyla menoleh sembari tertawa dalam hati saat melihat Chelsea dengan raut wajah pias ingin menangis masih berdiri di dekat bekal yang berhamburan.

"Chelsea tunggu!"

Sebelum mengejar Chelsea, Semesta sempat mendesis pada Kalyla, "Awas lo!"

Kalyla pura-pura bergidik ngeri kemudian kembali tersenyum saat Semesta sudah menjauh mengejar Chelsea.

"Hmmmppphhhttt."

Seseorang langsung membekap mulut Kalyla dan menyeretnya memasuki gudang sekolah tanpa peduli dengan berontakkan gadis itu.

"Lepshhhhsh...sin gue....hmmmpppttt." Sentak Kalyla di sela mulutnya yang masih di bekap.

"Diam." Desis seseorang itu yang sudah tiba di dalam gudang dan segera menghempas tubuh Kalyla hingga membuatnya terduduk di lantai yang penuh dengan debu.

"Awww shhhhh." Kalyla meringis merasakan pantatnya yang sakit. Matanya menajam sambil mendongak angkuh melihat seseorang yang berdiri di hadapannya.

Truth Or Dare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang