11. Feeling

2.5K 163 17
                                    

"Sesuatu yang di mulai dari kesalahan, maka seterusnya akan tetap menjadi salah. Tak akan ada pembenaran untuk hal itu."
•••••

Chelsea tiba di rumah pukul 10 malam di antar oleh Semesta. Sejak pacaran, intensitas Chelsea keluar malam semakin sering. Dia terkesan tidak peduli dengan rumah, kenyataan bahwa ia terasingkan di rumahnya sendiri membuatnya mulai bergantung dengan cowok itu.

"Langsung tidur yaa!" Perintah Semesta sambil melepas tautan helm di kepala Chelsea.

"Oke, kamu juga langsung pulang ya! Jangan nakal! Jangan sayang sama yang lain!" Ucap Chelsea memberi ultimatum.

Semesta terkekeh kemudian bertanya, "Yang lain siapa?"

"Siapa aja deh selain aku. Aku udah sayang banget sama kamu." Ucap Chelsea jujur dengan gaya lucunya. Bisa-bisanya sekarang Chelsea semanis ini pada Semesta. Memang benar kata orang cinta itu bisa membuat seseorang berubah-ubah.

"Sayang, Mas pacarmu ini bilang dia sayang kamu melebihi rasa sayang kamu ke dia." Balas Semesta sambil mengacak rambut Chelsea gemas, hal yang mulai ia sukai sekarang.

Dering ponsel menginterupsi keduanya setelah jeda beberapa menit, Semesta merogoh gadgetnya di saku celana. Di liriknya sebentar nama yang tertera sebelum kembali menatap Chelsea.

"Sayang, bentar ya!" Setelah mendapat anggukkan dari Chelsea, Semesta melangkah sedikit menjauh kemudian menjawab panggilan.

"Ada apa?" Tanya Semesta pada seseorang di seberang sana. Chelsea terus mengamati gerak-gerik pacarnya itu. Dia tidak boleh lengah mengingat Semesta sebelumnya seorang fuckboy.

"Kenapa harus gue?" Chelsea bisa melihat dahi Semesta yang mulai mengkerut.

"Oke, lo dimana? Gue kesana sekarang." Putus Semesta sebelum mengakhiri panggilan.

Chelsea yang mendengar itu merasakan hal yang tidak nyaman. Seperti ada sesuatu yang mengganjal namun ia tidak tahu apa.

"Sayang, aku pergi dulu ya!" Semesta pamit tanpa berniat menjelaskan siapa yang tadi menelponnya. Membuat gejolak di hati Chelsea semakin dahsyat.

"Langsung pulang kan?" Tanya Chelsea was-was.

"Ke suatu tempat dulu deh, ada urusan. Abis itu langsung pulang, aku janji!" Ucapnya meyakinkan. Chelsea hanya mengangguk lemah dan diam saja saat mendapat kecupan di dahinya. Kemudian Semesta pergi meninggalkan halaman rumah yang luas itu.

Sementara Chelsea mulai merasakan ada yang mengawasinya dari balik kaca rumah. Dia melangkah pelan masuk kedalam rumah dan terkejut setengah mati mendapati seseorang yang kini masih berdiri di sisi gorden itu tengah menatap ke arahnya dengan sinis.

"Ngapain lo di rumah gue?" Tanya Chelsea tidak suka.

"Lo pacaran sama Semesta?" Bukannya menjawab dia malah balik bertanya.

"Kenapa? Lo iri akhirnya Semesta milih gue ketimbang harus balikan sama lo." Chelsea berucap datar dan dengan gerakan cepat dia menarik tangan cewek itu untuk ia seret keluar dari rumahnya.

"Lepasin gue! Paling bentar lagi lo bakal di putusin sama dia. Sama kayak dia mencampakkan gue." Balasnya dengan senyum licik. Sumpah demi apapun Chelsea marah mendengar kalimat itu.

Truth Or Dare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang