39. Epilog

7.6K 244 10
                                    

"Kamu tenang saja. Luka ini tidak seberapa. Sakit ini tidak seberapa. Bahkan aku pernah terluka lebih parah dari pada ini. Dan akhirnya aku kembali baik-baik saja."
•••••


Seumur-umur gadis itu tidak pernah mengalami hal semenakutkan ini. Tangannya tremor dengan muka pucat pasi bak mayat hidup tak di aliri darah setetes pun. Jika saja sebuah benda di letakkan di atas tangannya, niscaya benda tersebut akan jatuh mengenaskan.

Dengan kekuatan yang masih tersisa, di bantingnya pintu mobil dengan cepat hingga menimbulkan bunyi bedebam cukup nyaring. Membuat lelaki yang berdiri dari jarak tak jauh berjengit kaget. Gadis itu masih tak menyadari keberadaannya, karena sibuk berlari menghalau rasa takut yang membuat tungkai kakinya melemah.

"Sial, dia belum pulang juga." Begitulah kira-kira rutukkan dalam hati gadis yang kini sudah melihat sosok lelaki yang kembali sibuk mengarahkan kamera ponsel pada bunga anggrek bulan yang menggantung dalam pot warna bata di dekat pintu masuk.

"Re, kenapa balik?"

"Wil, lo masih disini." Wildan dapat menangkap nada suara Rere yang sedikit bergetar nyaris tercekat.

"Baru aja mau pulang. Tapi anggrek peliharaan lo malah ngerayu gue minta di foto buat gue jadiin snapgram."

"By the way, lo kenapa Re? Kok pucet kayak vampir?" Wildan merubah wajahnya jadi serius menelisik setiap sudut wajah cantik itu yang hampir menumpahkan air mata.

"Wil...gue takut."

"Takut kenapa?"

"Beneran gue takut banget. Sumpah...gue takut banget." Dia geleng-geleng kepala sembari meremas erat tali slingbag yang menyampir di bahu.

"Iya, kasih tau gue lo takut kenapa?" Desak Wildan karena sedari tadi dia hanya melihat aura kegelisahan.

"Gue.....abis nabrak orang, Wil." Akunya dengan lirih.

"Innalillahi...trus mati? Hah apaaa?"

Ckk, anak ini baru ngeh ternyata.

"Gue gak tau."

"Omaygat, jangan bilang lo kabur?"

Rere bergeming kemudian menunduk dalam. Wildan sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaannya hanya dengan melihat gelagat gadis ini.

"Gue gak tau mesti ngapain tadi...gue...gue beneran linglung abis ketakutan."

"Ya lo gak bisa gini, Re. Lo mesti tanggung jawab."

"Chelsea, Wil. Gue abis nabrak Chelsea."

"APAAA?"

Wildan terkejut setengah mati. Jangan bilang Rere masih menyimpan dendam pada istri Semesta itu. Pasalnya gadis ini belum sepenuhnya menerima pernikahan Semesta dengan Chelsea. Wildan tahu itu dari kelakuan Rere yang menggalau pagi tadi.

"Gue gak sengaja, Wil. Sumpah, gue gak punya niatan bunuh dia." Jelas Rere dengan panik. Takut Wildan marah padanya. Bahkan sekarang pun mata Wildan mengarah nyalang seakan ingin mengulitinya hidup-hidup.

Demi cintanya pada Semesta, tak pernah sedikitpun rencana bejat itu terlintas dalam kepalanya. Meskipun dia tidak menyukai Chelsea, bukan berarti dia menjelma menjadi perempuan jahat dalam waktu sekejap. Kejadian tadi begitu di luar nalar, dia pun sempat shock ketika Chelsea mendadak berlari kearah mobilnya yang melintas pada jalan yang memang sudah seharusnya.

Truth Or Dare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang