"Belum bisa di katakan lelaki sejati jika kamu masih merendahkan kaum perempuan"
•••••
Pagi-pagi sekali semua murid heboh menggemparkan seantero SMA Swasta Kartika, terutama kelas XII. Chelsea yang baru saja datang bingung melihat semua mata tertuju kearahnya sambil berbisik-bisik entah apa yang mereka bisik. Namun ia merasa bisikan itu seolah firasat, sesuatu yang buruk sedang terjadi padanya.
Orang-orang makin heboh saat Chelsea berjalan mendekati mading yang di kerubungi warga sekolah. Ia mencoba menorobos untuk mencari jawaban akan rasa penasarannya.
Mata Chelsea membelalak melihat foto Papanya yang tengah berciuman dengan seorang wanita. Di foto itu terlihat jelas wajah sang Papa, sementara wanita itu hanya terlihat bagian punggungnya saja.
Mata Chelsea mulai berair, di cuaca pagi yang mendung ini hujan lebih dulu turun di kedua sudut mata Chelsea saat banyak mulut yang mencaci dirinya.
"Gak nyangka bokapnya dia sebajingan itu."
"Nyokapnya kurang servis tuh makanya bokap main sama yang lain."
"Gayanya sih cewek pendiem tapi siapa yang berani jamin kalo kelakuannya gak liar macam bokapnya."
Telinga Chelsea tidak tahan mendengar semua itu dan ia memutuskan menjauh dari kerumunan. Dengan kasar di lepasnya foto-foto itu hingga tak ada satupun yang tersisa di mading kemudian meremasnya kuat-kuat hingga tak berbentuk. Ia berlari sekuat tenaga tanpa peduli dengan orang sekitar lagi hingga tubuhnya menubruk seseorang.
Semesta yang baru saja datang terkejut dengan Chelsea yang tiba-tiba menabraknya. Air mata gadis itu tidak terbendung lagi, Chelsea sedang tidak baik-baik saja pikir Semesta.
"Maaf." Sesal Chelsea kemudian langsung berlalu tanpa melirik Semesta yang belum sempat bertanya perihal kenapa ia menangis.
Tanpa ragu Semesta segera mengejar Chelsea yang menuju kearah belakang sekolah menuju rooftop. Dan disana ia melihat punggung gadis itu bergetar. Semesta mendekat dan ikut duduk di samping Chelsea di sebuah bangku lusuh di dekat pagar pembatas.
Di tatapnya lamat-lamat Chelsea yang masih tersedu sambil menunduk dalam. Helaian rambutnya jatuh menutupi sebagian wajah yang sudah sembab.
"Chels, sebenernya kamu kenapa?" Semesta bertanya lembut sambil menatapnya prihatin.
Chelsea belum bisa bicara untuk menjawab akibat sesak yang mendera. Tenggorokannya terasa tercekat begitu saja. Mengingat ucapan para murid yang merendahkannya.
"Menangis aja sepuas kamu kalo emang itu bisa meringankan rasa sesak di hati kamu. Setelahnya kamu bisa cerita ke aku, aku siap buat jadi tempat kamu berkeluh kesah."
Mendengar penuturan Semesta, cewek itu makin menangis menjadi-jadi. Benteng pertahanannya seolah runtuh karena terlalu lama memendam. Dan hari ini Chelsea tak bisa membendung lagi.
"Semesta, bokap gue hiks....." Chelsea berucap parau disertai sisa tangis yang masih sesenggukkan.
"Kenapa bokap kamu?" Tanya Semesta yang belum mengetahui apapun.
"Bokap gue selingkuh dari nyokap." Ucap Chelsea jujur yang terdengar lirih dan menyakitkan di telinga Semesta.
"Dan pagi ini foto aib bokap gue udah nyebar di sekolah kita. Mereka ngehina bokap gue, mereka ngejelek-jelekin nyokap gue, dan mereka ngerendahin gue. Gue malu, Semesta." Keluh Chelsea sambil meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare [✓]
Teen Fiction"Dari sekian banyak cara Tuhan menghukum Semesta, kenapa yang paling berat adalah kehilangan?" ⚠️ The story contains harsh words and violence !!! Description : Cerita ini berawal dari permainan Semesta bersama teman-temannya, permainan truth or dare...