21. Usaha Menemui Tuhan

5.6K 261 16
                                    

"Pura-pura tegar dan kuat itu juga tidak mudah untuk di realisasikan"
•••••

Chelsea masih mengelus pelan perutnya sambil berbaring di atas ranjang. Masih tidak percaya saat ini mulai ada kehidupan lain di dalam rahimnya. Seolah-olah seperti mimpi dan dia sungguh lupa caranya untuk bangun. Tangan kanannya meraih ponsel di atas nakas kemudian mengetikkan sesuatu di room chatnya bersama Kalyla.

"Ly, lo di mana? Lagi sibuk gak?" Kira-kira begitu isi chat yang dia kirim. Langsung centang dua namun tidak berubah jadi biru.

"Sorry, Chels. Gue sibuk." Kalyla membalas setelah cukup lama gadis itu menunggu mungkin sekitar 15 menit. Dulu Kalyla selalu fast respon saat Chelsea mengirimi chat hanya berselang detik Chelsea sudah mendapat balasan. Namun akhir-akhir ini, Kalyla banyak berubah bahkan sering kali dia mengabaikan chat darinya.

Chelsea meringis membaca balasan dari Kalyla yang seperti tidak ingin di ganggu, ah bukan seperti lagi tapi benar-benar tidak mau di ganggu olehnya.

Jemarinya kembali mengutak-atik ponsel itu, mengetikkan kalimat untuk googling sesuatu.

     Bagaimana cara menggugurkan kandungan?

     Makanan yang berisiko menggugurkan kandungan?

     Tempat aborsi yang paling aman di Jakarta?

Selang beberapa menit dia berhenti kemudian melempar ponsel itu asal saat mendapatkan kembali sisi kesadarannya, "Gak, gak bisa. Gue gak bisa kayak gini." Chelsea menggelengkan kepala kuat seraya menjambak rambut panjangnya.

"Sadar, Chels. Sadar!" Monolognya pada diri sendiri sambil meringis menahan air mata yang kembali ingin jatuh. Dia sudah mulai lelah menangis, setidaknya untuk malam ini saja dia berusaha menahan diri untuk tidak mengeluarkan air mata sialan itu.

Chelsea mencoba memejamkan mata untuk tidur. Menghilangkan sejenak rasa sakit, cemas, takut, penat dan gelisah yang bercampur menjadi satu di dalam hati. Namun saat waktu hampir tengah malam dia kembali terjaga bahkan dalam keadaan lelap pun dia masih memikirkan masalah hidupnya. Dia tidak bisa untuk benar-benar tertidur.

Chelsea bangun dan memakai jaket serta meraih dompet dan juga ponsel yang sempat diabaikannya kemudian bergegas keluar kamar menuju ruang keluarga. Laci yang menyatu dengan lemari tv menjadi sasarannya. Dia mengobrak-abrik isinya hingga menemukan sebuah kunci.

Gadis itu kembali melangkahkan kaki pelan keluar rumah sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 11:24 pm. Chelsea membuka garasi dan mengeluarkan motor vario hitam milik Papa yang jarang sekali di pakai.

Dia mulai mengendarai motor itu, entah kenapa Chelsea ingin sekali memakan ice cream saat larut malam seperti ini barangkali ada alfamart, indomaret, ataupun sejenisnya yang masih buka di sekitaran tempat tinggalnya.

Dia terlihat sumringah ketika mendapatkan ice cream stroberry serta beberapa susu kotak indomilk rasa stroberry kesukaannya. Chelsea sangat tidak sabar hingga ia membuka dua bungkus ice cream sekaligus dan langsung menjilati dari tangan kanan dan kirinya secara bergantian.

Chelsea masih menenteng kresek berisi susu kotaknya saat dia sudah menghabiskan ice cream stroberry kesukaannya itu. Pikiran konyol mendadak menguasai isi kepalanya saat dia teringat perkataan Lisa beberapa waktu yang lalu ketika di rooftop. Sontak dia bergegas kembali melajukan motornya dengan kencang di jalan raya seperti ingin mengantarkan nyawanya sendiri pada malaikat maut.

Truth Or Dare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang