"Jadi, kamu yang mana ?
Yang diam-diam menyimpan luka atau terang-terangan menangis di hadapan Tuhan ?"
•••••Perempuan bermata bening itu tengah mematut dirinya di depan cermin. Dia hampir saja selesai berhias, tinggal memberi sentuhan akhir di bibir dengan lipgloss tipis dan juga eyeliner pada kelopak mata agar memberi kesan galak. Tidak ingin mencolok, karena suaminya ingin dia tampil senatural mungkin. Because, inner beauty is the real.
Dua jam yang lalu ponselnya berdering. Panggilan masuk dari Semesta yang tak mampu dia tolak.
"Hey sayang. Kangen banget pengen cepet pulang!"
"Ckkk, jangan kekanakan. Kamu baru aja berangkat kerja lima jam yang lalu." Sahutnya dengan malas sambil memutar bola matanya asal.
Suara di seberang sana terdengar terkekeh, Semesta sengaja melebih-lebihkan.
"Nanti malam aku mau ngajak kamu dinner."
"Dinner?" Ulang Chelsea ragu. Seketika ingatannya memflashback kejadian dulu. Gagal dinner membuatnya tak berharap apa-apa untuk saat ini.
"Hmm, dandan yang natural aja. Pake baju yang tertutup dan gak perlu menonjol banget. Nanti banyak yang lirik kamu, aku cemburu."
Seketika Chelsea terkikik lucu mengingat tempo hari Semesta yang cemburu pada Arthur. Menggemaskan !
"Kok ketawa sih?"
"Kamu lucu kalo lagi cemburu. Kan aku jadi gemes ih."
"Seneng banget ya lihat suaminya cemburu."
Chelsea ingin menyahut lagi namun suaranya tertahan saat mendengar seseorang tengah memanggil suaminya. Mereka bercakap sebentar masalah pekerjaan sebelum Semesta kembali pada panggilan teleponnya.
"Sayang, udah dulu ya. Aku mau urus sesuatu dulu."
"Iya Semesta." Sahut Chelsea dengan nada lembutnya.
"Oh iya, nanti aku balik jam tujuh sekalian jemput Semesta kecil di rumah Mama." Tambah Semesta lagi sebelum benar-benar mengakhiri panggilannya.
"See you."
Sekarang Chelsea sudah selesai dengan dandanannya. Selang beberapa detik matanya melirik jam tangan yang menempel di pergelangan kiri.
"Sepuluh menit lagi jam tujuh." Gumamnya pelan. Kemudian dia memasang higheels hitam yang sempat tergeletak di lantai bersisian dengan ranjang.
Ceklek
Pintu kamar terbuka bertepatan dengan dirinya yang selesai memasang heelsnya.
"Mamaaaaa!" Anak kecilnya berlari dan langsung menubruk tubuh Chelsea yang masih duduk di kursi rias itu. Tangan mungil Semesta kecil memeluk erat pinggang rampingnya.
"Duhhh, kangennyaaaaa." Balas Chelsea sambil memangku dan membalas pelukan sang anak, kemudian mencium kedua pipi tembemnya.
"Papa lama banget jemput Semesta. Semesta kangen Mama tau." Adunya pada sang Mama dengan raut wajah yang sedikit sedih. Pasalnya sejak selesai resepsi sampai hari ini Keanu di titipkan pada kedua orang tua Semesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare [✓]
Teen Fiction"Dari sekian banyak cara Tuhan menghukum Semesta, kenapa yang paling berat adalah kehilangan?" ⚠️ The story contains harsh words and violence !!! Description : Cerita ini berawal dari permainan Semesta bersama teman-temannya, permainan truth or dare...