Bagian 11 : Keajaiban akan Menyesatkanmu

18 9 10
                                    

"Ka-kalian pasti yang membunuhnya!"

Sebuah tuduhan tanpa berdasarkan fakta itu ditujukan pada dua gadis yang baru saja keluar dari rumah penginapan itu. Salah satu dari mereka memiringkan kepalanya, kemudian salah satunya melirik arah suara yang menuduhnya itu.

Seorang wanita parubaya yang tidak berhenti menggertakkan giginya, dirinya bersikukuh menuduh mereka. Tak lama seorang yang lainnya datang dengan Hylle, yang kini mengenakan gaun gotik berwarna biru.

Hylle membungkuk beberapa kali dihadapan wanita itu, "maaf Nyonya mungkin kalian salah sangka." kata Hylle kembali membungkuk diikuti Athely dan Lya yang menghampiri mereka kemudian ikut menundukkan kepala mereka.

Selang beberapa waktu, AiLin dari dalam sana baru keluar ia menggenggam sebuah buku daftar menu, dirinya yang tak mengetahui keadaan didepan berjalan dengan lenggang dengan senyuman. Senyumannya memudar begitu sampai dihadapan Lya yang membuatnya ditarik untuk ikut menunduk.

Wanita parubaya itu meneteskan air matanya, kini ia berjalan perlahan menuju sebuah kepala tanpa tubuh yang berada didekat pintu masuk penginapan itu.

"Ini suami-ku. Bagaimana bisa kalian bilang kalau aku salah sangka." kata wanita itu, ia kembali berbalik dan mengarahkan tatapan tajam kearah lima orang itu.

Seseorang dengan tudung yang datang bersama Hylle berdeham beberapa kali, ia kini mendekati kepala tanpa tubuh itu kemudian menyelidikinya. "Jika aku boleh berkomentar, menurutku kepala ini sudah tertebas kilasan dua hari yang lalu." penjelasan yang diajukan dari hasil selidiknya membuat mata wanita parubaya itu sukses membulat sempurna.

Ia kini tanpa ragu memegang darah yang masih ada di kepala itu. "Lalu, apa ini?"

Dagu dari orang bertudung itu menunjuk memberi isyarat bahwa wanita itu harus menghirup baunya, benar saja wanita itu kini terdiam saat dirasanya bau itu mirip sekali dengan sebuah saus, tak percaya akan baunya, wanita itu kini menjilat dan benar saja rasa pedas langsung terasa saat ia menjilatinya.

Sebuah saus.

"Ahh, sepertinya ada yang ingin memprovokasi kita." helaan nafas yang dikeluarkan oleh Hylle itu membuat ketiga orang yang masih menunduk kini mendongak dan melihat Hylle.

Athely yang diam kini bersuara, "provokasi dari segi apa?" pertanyaan yang diajukan olehnya membuat orang bertudung itu membuka tudungnya. Seorang lelaki dengan rambut abu-abu yang sedikit panjang itu menggaruk tengkuknya.

"Siapa yang tidak ada diantara kita?"

***

Permasalahan yang membuat curiga penduduk kota itu pada Hylle membuat jaga jarak. Dan segelintir dari mereka itu selalu berbisik-bisik tiap kali Athely, Lya, AiLin, maupun Hylle lewat.

Bisikan yang penuh sayatan itu membuat Athely sering kali menutup telinganya.

Dirinya kini tambah menjadi seorang yang pendiam. Dirinya masih terbayang akan orang yang memanggilnya itu, Kedha, seorang lelaki rubah yang mungkin saat ini butuh bantuan.

"Ah, ya." semua mata tertuju pada Lya yang langsung angkat bicara.

Kini mereka berada didalam sebuah ruang makan, mereka memutuskan mengadakan rapat setiap hari sekali untuk meminimalisir terjadinya provokasi yang mungkin kian bisa menambah itu.

"Bicara soal Renuel--

--Ah kau tak perlu risau soal dirinya, ia sudah Hylle kurung di ruang bawah tanah di toko antik Hylle, hanya 1,4% kemungkinan ia bisa melarikan diri dari sana." potong Hylle sembari menjelaskan apa lanjutan dari Lya itu.

Necromancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang