Bagian 10 : Ras Tertinggi

18 10 8
                                    

Dahulu kala, ada sebuah dongeng mengenai ras atau yang sering disebut dengan klan. Ada sekitar 12 klan yang menguasai dataran itu, sebuah dataran yang ditemukan oleh seseorang yang entah siapa itu namanya tidak pernah disebutkan dalam buku berjudul history of magic ini.

Tiga diantaranya adalah klan tertinggi yaitu Magician, Necromancer, dan Sage. Ke-12 pemimpin klan itu bersepakat untuk berdamai satu sama lain. Lalu dengan itu dibangunlah sebuah akademi, yang dipimpin oleh seorang manusia yang ke-12 pemimpin itu panggil.

Sefania. Kepala sekolah itu yang awalnya hanya seorang gadis berumur 10 tahun, hanya bisa terdiam menerima semuanya dan mulai belajar apa yang mereka ajarkan.

Setelah beberapa tahun dijalaninya aktifitas sekolah di akademi itu untuk belajar sihir dengan sesama anak dari pemimpin klan, sebuah percikan api permusuhan mulai tercipta.

Sefania yang sudah tumbuh menjadi wanita yang umurnya tak lagi muda itu mulai menyembunyikan dirinya ke dalam gua rahasia bersama seorang anak dari ketiga klan tertinggi, seorang Sage kecil. Begitulah ia menyebutnya.

Ia menyembunyikan dirinya yang sudah mengetahui sebuah peperangan akan terjadi, saat ia mendapat laporan bahwa seorang Necromancer telah membumihanguskan wilayah milik klan Magician. Para klan yang bersimpati kini balik menyerang wilayah klan Necromancer.

Lalu ....*

*Lihat mulmed Ch.9 Magician.

***

Gambaran berbentuk rasi bintang dengan seorang lelaki rubah berwarna oranye yang berada ditengah-tengah rasi bintang itu.

Sementara seorang gadis cantik dengan rambut perak panjangnya itu mengangkat tangan, seorang lelaki yang lainnya tengah melakukan sebuah tarian dengan sebilah pedang. Tarian yang cukup aneh itu membentuk sebuah pola yang mengikuti rasi bintang yang tergambar di tanah itu.

"Hahaha! Takdir hidupmu sepertinya sampai disini saja." tawa gadis itu, kini tangannya mengarah pada lelaki yang tengah berbaring di tengah rasi bintang itu.

Kemudian ia mulai merapal mantera yang cukup panjang dan hanya dimengerti oleh sebagian kecil mahkluk sejenis dirinya.

Sebuah cahaya dari bulan itu terpantul kearah dirinya membuat ia menggenggam kedua tangannya dan menundukkan kepalanya.

Cahaya itu menyelimuti tubuh gadis itu, begitu terang hingga mungkin yang melihatnya bisa sakit mata.

"Ahahaha!" tawaan kembali terdengar saat cahaya itu hampir sepenuhnya memudar.

Tak lama setelah cahaya sukses memudar, tampaklah seorang gadis dengan rambut merah yang bergelombang, iris mata perak miliknya melihat sekeliling dengan nyalang. Kemudian tatapannya kini berhenti pada lelaki yang berada di tengah simbol rasi bintang itu.

Ia mengangkat tangannya, kemudian mulai mengarahkannya secara perlahan kearah lelaki yang masih terbaring.

"Avada," sebuah kata pertama terucap membuat sebuah cahaya hijau perlahan muncul dari telapak tangannya.

"Kedavra!!"

Dirinya sukses melotot, ia tak menyangka lelaki yang terbaring itu menjadi abu. Seharusnya manteranya berhasil. Lelaki yang tengah menari itu memberhentikan tariannya, kini ia langsung membungkuk dihadapan Nona-nya itu.

Perlahan warna merah yang terdapat pada bulan kini telah memudar seiringnya dengan warna rambut merah milik gadis itu yang perlahan menjadi perak kembali.

Kini dirinya sangat geram ia tak bisa melihat apapun sekarang, "dimana rubah sialan itu!" serunya yang masih mencari dimana keberadaan lelaki rubah yang dimaksud.

Necromancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang