Saat lelaki itu membuka matanya pertama kali, hal yang ia lihat hanya satu. Ruangan putih. Ya, sejauh mata memandang hanya ada warna putih.
Tatapannya kini terfokus pada satu titik, titik lurus itu seperti memiliki warna yang berbeda. Perlahan lelaki itu mendekati titik berwarna hitam tersebut.
"Apa ini?" ia memejamkan matanya saat sampai di titik tersebut sebuah cahaya menyilaukan menyelimuti dirinya.
Perlahan ia membuka matanya, hal yang pertama kali ia lihat kini adalah sebuah taman. Lelaki itu melihat dirinya sendiri dan dua orang gadis, salah satu dari gadis itu berada pada foto itu.
Lelaki itu kini berjalan pelan mendekati dirinya sendiri, kemudian saat ia ingin menyentuh tangannya sendiri, ia menembus wujudnya itu.
Menunduk, lelaki itu melihat kakinya masih menapaki tanah yang sama. Mereka membicarakan sebuah rencana yang amat ia sukai, mungkin.
Waktu seakan berputar, membuat lelaki itu memegangi kepalanya yang mulai pusing saat melihat matahari yang dengan cepatnya terbit di keesokan harinya.
Dirinya yang berada di sana tengah bergandengan tangan dengan gadis itu. Lelaki yang hanya menyerupai sosok itu mengikuti dirinya sendiri hingga sampailah mereka disebuah depan kelas.
"Mau sampai kapan kau memegangi tanganku?" katanya seraya melirik gadis yang lebih pendek darinya itu. "Aku ingin ke toilet, apa kau juga mau ikut?"
Sosok itu merutuki dirinya sendiri, ia menepuk dahinya beberapa kali tak habis pikir yang ia lihat saat ini adalah dirinya sendiri.
Seperti yang dikatakannya, lelaki itu pergi menuju toilet. Sesampainya di sana, lelaki itu menghadap cermin besar dan mulai mendekati cermin itu dan memperhatikan wajahnya.
Sekilas, walau itu adalah dirinya sendiri, lelaki itu merasa jijik terhadap dirinya sendiri. Terkutuk-lah dirinya sendiri.
"Sangat amat tidak masuk akal!"
***
"Nama lelaki itu ...." lirih Athely sembari menunjuk buku yang tergeletak tak jauh darinya itu.
AiLin segera mengambil buku itu dan membacanya sekilas, "namanya siapa?"
Glek!
Athely meneguk saliva-nya dirinya perlahan bangun dan mendekati AiLin.
"A-aku pernah bilang kalau aku melihat Kuroto 'kan?" Lya dan yang lainnya menganggukkan kepala pelan.
Athely menghela nafasnya panjang, "nama lelaki itu adalah nama yang sama dengan yang diucapkan lelaki itu."
Deg!
Sebuah debaran yang amat kuat mengetuk jantung Athely, membuat dirinya tertunduk ia memegangi dadanya dan mengerang kesakitan.
"A-Athely!"
"Atha!!"
Mereka berkelimpungan berkeliling ruangan ini dan mencari-cari sebuah mantera untuk menghentikan rasa sakit yang dirasakan oleh Athely itu.
Beberapa menit setelahnya, keheningan terjadi. Athely sudah tidak lagi memegangi dadanya, ia kini sedang tertidur pulas.
Sebuah mantera tidur itu mampu membuat dirinya mengerang kesakitan, dan mungkin membuat rasa sakit itu hilang.
Mereka saling tatap beberapa saat kemudian mengangguk.
Hylle pertama maju dan mulai membaca isi buku tersebut. Ia terus membacanya hingga mengernyit bingung tak mengerti apa yang disampaikan oleh buku ini.
Setelah itu AiLin yang sok tahu mulai membacanya dengan terbalik dan mencari-cari nama lelaki yang Athely sebutkan sebelumnya di halaman-halaman selanjutnya.
"Sepertinya hanya ada dihalaman ini saja ya?" tanyanya membuat Lya lalu merebut buku itu dari tangan AiLin.
Dirinya membaca dengan teliti, diikuti Resh yang perlahan menghampirinya itu. Mereka berdua membaca seksama hingga netra mereka menemukan ada hal yang aneh.
Sebuah klan tertinggi disebutkan dalam buku ini. Necromancer, dari segala pertimbangan. Mungkin memang klan itu ada kaitannya dengan lelaki bernama Xyzae itu, atau mungkin tidak ada kaitannya sama sekali.
TBC
9 Mar 2021A/n
-
--Rie♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Necromancer [END]
Fantasy[Daily Clover Marathon 2021] [Fantasy & (Minor)Romance] Hal-hal yang masih erat kaitannya dengan Claxi Academy. Ia mendengarnya, jeritan orang-orang disana. Jeritan yang memilukan. *** ©2021, -melrielin_ *** Cover by: @SOUYAMILK Start on 2 Februari...