Bagian 17 : Perpustakaan dan Keajaiban Kecil

15 10 8
                                    

"Kalian sama sekali tidak berguna!" seruan itu menggema begitu melihat dua orang yang baru saja datang dengan tubuh penuh luka.

Fee memarahi keduanya itu kemudian menampar mereka, "tapi syukurlah kalian baik-baik saja." lanjutnya sembari menyeringai.

Mereka berdua berlutut dihadapan Fee kemudian salah satu dari mereka bangun dan mengulurkan tangannya kedepan.

"Jika berkenan, saya akan mengajak Anda untuk melihat kejadian yang kita alami." kata Renuel yang merentangkan tangannya itu, Fee yang awalnya diam kini membuang mukanya dan berjalan kembali ke kursi itu.

Ia memutar bola matanya bosan dan muak, "kenapa sangat sulit sekali untuk mencari tumbal!!!"

***

Athely dan teman-temannya kembali ke perpustakaan sekolah itu dengan selamat. Mereka selamat.

"Hylle rasa mereka sangat ingin mengambil nyawa kita." kata Hylle membuka pembicaraan, beberapa pasang mata melirik kearahnya.

Kemudian Anli maju beberapa langkah dan menepuk pucuk kepala gadis kecil itu, "seorang Shadow yang bersembunyi diantara kegelapan." sambung Anli, iris pelangi miliknya kini melihat Athely yang sudah diam dengan beberapa tumpuk buku dihadapannya.

Ia menghela nafasnya kemudian kembali berjalan menuju Fya yang berada tak jauh dari Athely itu kemudian menarik lengan gadis itu tuk menuju tengah-tengah.

"Ah, rupanya ... kalau tak salah ia memiliki rambut berwarna abu-abu dan mata yang berwarna jingga." pernyataan yang diberikan oleh Fya itu sukses membuat Athely, Lya, AiLin dan Hylle membelagakan mata mereka.

Athely yang asik membaca buku itu perlahan mendekati mereka dan ikut bergabung dalam penjelasan mereka.

"Renuel." Hylle perlahan ikut maju dan beberapa pasang mata itu menurun melihat dirinya.

Clarissa berdeham beberapa kali, "darimana kau ta-

-di dunia itu, kami pernah bertemu dengannya." perkataan yang dipotong oleh Lya membuat Clarissa mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih jauh.

Kedha memegang kedua tangannya, kemudian disaat mereka sedang berbicara mengenai orang yang bernama Renuel itu, dirinya mendekati Athely.

Ia memeluk Athely dari belakang membuat gadis itu reflek menjerit dan memukul kepalanya.

"Hahaha!" Fedha tertawa disusul Hesha yang tertawa melihat raut wajah kesal yang ditorehkan oleh Kedha.

Mereka kini saling bertatapan sebelum akhirnya sebuah suara petir bergemuruh datang.

***

Sebuah sekolah berdiri dengan megah itu membuat seorang lelaki menatap kagum sekolah itu.

Dengan langkah mantapnya ia perlahan berjalan memasuki pekarangan sekolah, beberapa pasang mata melihat kearahnya dan beberapa juga yang berbisik melihat seragam yang dikenakan oleh lelaki itu berbeda.

Ia terus berjalan dengan bisikan yang terus ia dengar itu. Sesampai didepan kelas barunya itu, saat ia membuka pintu ... anak murid dikelasnya dengan kompak tertawa melihat seragam yang dikenakannya.

Lelaki itu memiringkan kepalanya sampai seorang guru yang tengah mengajar itu menggebrak mejanya dan menyuruh dirinya untuk masuk.

"Xyzae." ucap lelaki itu singkat dan menunduk sedikit.

Sebuah nama yang diberikan oleh lelaki itu secara singkat membuat bisikan yang sudah reda itu kembali terjadi.

"Baik, kita akan buka buku halaman 528."

Beberapa jam setelahnya, bel berbunyi dan mereka dengan serempak meninggalkan kelasnya. Hanya tersisa dirinya dan seorang gadis berambut coklat dengan iris emerald tengah menatap kosong sesuatu didepannya.

Lelaki itu melambaikan tangannya namun si gadis itu tak kunjung membalas si lelaki itu membuat lelaki itu menulis sebuah surat karena mendapat sebuah cokelat.

"Athely, tolong aku!!"

TBC
26 Feb 2021

A/n

-

--Rie♡

--Rie♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Necromancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang