30. Gara-Gara Jurnal

94 18 1
                                    

Halo! Apa kabar?

Jangan lupa vote and comment❤

Thank u❤

-⭐-

30. GARA-GARA JURNAL

Di pagi yang cerah ini SMA Rajawali sudah melangsungkan KBM sejak satu jam yang lalu. Pelajaran mulai berlangsung dengan tertib. Bel istirahat sudah berbunyi sejak satu menit yang lalu.

Seperti biasa XII IPA 3 bila sudah memasuki waktu istirahat, mereka langsung berpencar dari tempat duduknya. Seakan menjadi rutinitas bila guru yang mengajar sudah keluar, maka mereka juga turut keluar dari bangkunya.

Valen merebahkan kepalanya di bangkunya. Wajahnya terlihat kusut. Entah kenapa hari ini mood gadis itu sedang tidak baik. Lagi, kalau sudah badmood itu rasanya nggak mau disalahin, nggak suka ditanya-tanya, kalau disalahin dikit aja langsung marah. Ya, bisa dibilang sebelas dua belaslah sama PMS.

Valen teringat pada kejadian semalam saat dirinya tiba-tiba sudah berada di sebuah kamar yang di dominasi warna putih itu. Sudah ia duga bahwa yang membawanya ke tempat itu adalah Varel. Karena sebelum pingsan, Valen masih sempat melihat Varel yang tengah memeluknya.

Dua kali. Dua kali cowok itu membawanya ke tempat itu. Valen tidak tahu itu rumah atau villa tapi, sepertinya tempat itu adalah hotel. Umpatan demi umpatan terlontar dari mulut gadis itu ketika menyadari kecerobohannya yang selalu pingsan pada waktu yang salah.

Entahlah, ia tidak ingat apa yang terjadi hingga membuatnya pingsan. Valen juga bingung mengapa dirinya ada bersama Varel? Sepertinya ia memang harus bertanya pada cowok itu perihal apa yang telah terjadi padanya kemarin.

"Woy! Kenapa lo? Kusut amat mukanya?" sentak Gladys mengejutkan Valen yang hampir memejamkan matanya. Mendelik sekilas, Valen memalingkan wajahnya ke arah kanan.

Gladys menghela napas. "Ck, gue mau ke kantin nih, ikut nggak?" tanyanya.

"Nggak ah. Males! Nitip aja gue."

"Dih udah kaya babu aja gue," decak Gladys.

"Eh bentar-bentar jurnal dari Pak Wahyu lo bawa, kan?" tanya Gladys.

Seketika Valen langsung berjengit. "Anjir! Lupa."

"YAAMPUN! Gimana bisa lupa?! Duh gimana nih, nanti kita presentasi, bodoh!" ujar Gladys panik.

"Ya gimana lagi gue lupa, nyet."

Gladys panik dan melihat jam tangannya. "Ah, lo mah kebiasaan deh. Terus gimana nih? Masa mau ngambil ke rumah lo? Presentasinya aja tinggal 5 menit lagi."

"Gimana kalo kita mohon sama Pak Wahyu buat tunda presentasinya?" saran Valen.

"Segampang itu lo ngomong? Kaya Pak Wahyu guru humoris aja. Ngeliat kumisnya aja bikin gue merinding." Gladys bergidik ketika membayangkan kumis Pak Wahyu yang panjangnya ngalahin jari tangannya.

"Ya terus gimana dong, Va? Ya kali kita nggak dapet nilai setelah capek-capek ngerjain ampe sakit pinggang gue," keluh Gladys.

Wajahnya berbinar begitu ia mendapatkan ide. Kemudian, Valen mengubah raut wajahnya lagi ketika dengan sekejap ide itu menghilang dari otaknya. Tidak! Lebih tepatnya idenya kurang tepat sepertinya.

"Nggak ada cara lain, Va. Kita harus lakuin sesuatu sama Pak Wahyu," tekad Gladys penuh keyakinan.

-⭐-

VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang