42. Teror (lagi?)

87 16 12
                                    

Halo! Apa kabar?

Vote dulu dong😚

Thank uuu❤

—⭐—

JIKA biasanya Garden Latte hanya terlihat megah, maka malam ini tempat itu lebih dari kata megah. Kata megah saja tidak cukup untuk mendeskripsikan Garden Latte malam ini.


Nuansa hitam dipadu dengan hiasan bunga amaranthus semakin memancarkan aura gelap. Dan jika di tempat biasa terdapat satu lampu hias, maka di Garden Latte dihiasi oleh puluhan lampu hias yang tergantung memenuhi setiap dinding.

Sangat anti mainstream untuk jajaran dekorasi pesta. Tentunya ini semua atas permintaan Johannes. Mengingat dirinya orang yang sangat royal terhadap apapun. Entah mengapa cowok itu memilih dekorasi pesta yang bisa dibilang 'aneh sekaligus unik' tersebut.

Cowok dengan balutan tuksedo hitam serta dasi pita yang mengikat lehernya itu berdiri gagah saat menyambut para tamu undangan yang mulai berdatangan. Tersenyum ramah saat menjabat tangan mereka.

Hingga postur tinggi seorang gadis dengan balutan dress warna putih membuatnya terpaku beberapa saat. Setidaknya sampai si gadis membuyarkan keterpakuannya.

"Nggak mau nyambut gue lo?" gertak gadis itu.

Johannes terkesiap. "Siape nih? Kayaknya nggak kenal deh gue," ujarnya bercanda yang dihadiahi kerlingan dari gadis itu.

"Lo kalo feminim gini cantik juga, Va," kagum Johannes.

"Tapi di guenya nggak nyaman asal lo tau."

"Nggak nyaman gimananya? Orang udah cocok gini." Johannes memperhatikan penampilan Valen dari ujung kaki hingga kepala.

Sebenarnya Valen sudah tau kalau cowok itu diam-diam memendam rasa padanya. Awalnya dia sempat terkejut, namun tak lama, setelah Johannes memberikan deklarasi bahwa ia akan mengubah rasanya layaknya seorang kakak pada adiknya.
Mungkin karena itu dia menjadi akrab dengan Johannes dan menganggap cowok itu sebagai kakak kandungnya.

"Kelihatannya doang. Gue yang make jadi gue juga yang rasain."

Johannes berdecak. "Lo dateng sama siapa ke sini?"

Valen duduk di kursi tamu. "Sendiri."

"Leon mana? Satya juga?"

Valen mendengus. "Harus banget gue minta anter sama mereka?"

"Tau gitu lo minta gue aja buat jemput lo tadi." Kerlingan manjanya mulai ia perlihatkan. Membuat Valen bergidik.

"Lo mah satu persen nganterin, sembilan puluh sembilan persen modus doang!"

Johannes terkekeh ringan. Jemarinya terangkat mengambil orange juice yang tertuang dalam gelas kaca. Lantas memberikannya pada Valen. "Gimana ceritanya lo sama Varel musuhan?"

Valen mendongak. "I think it's too privacy for me to tell but someday you will know by yourself."

—⭐—

VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang