VARELLE √ (Tahap Revisi)

29. Alter Ego?

Halo! Apa kabar?

Jangan lupa vote and comment✨

Thank u❤

—⭐—

29. ALTER EGO?

"Apa ini, Aquino?! Kenapa kamu melanggar kesepakatan yang telah kita buat?!" ujar Maheswari emosi.

"Maksud kamu apa? Saya tidak melakukan apapun."

"Jelas-jelas isi dari kesepakatan kita mengatakan bahwa setengah saham dari perusahaan ini adalah milik saya. Kenapa kamu malah menjadikan saham ini milik kamu semua?!"

"Seharusnya saya yang tanya sama kamu. Kenapa kamu membuat tanah di Desa Kerang atas nama kamu? Jelas-jelas saya membeli tanah itu dengan uang saya sendiri!" balas Aquino.

"Kamu jangan mengelak lagi, Aquino! Dari awal saya sudah merasa bahwa kamu hanya main-main," lanjutnya.

"Seharusnya kamu yang jangan mengelak!" balas Maheswari.

"Baiklah. Mulai detik ini pertemanan kita cukup sampai di sini. Semua kesepakatan yang kita buat cukup sampai di sini. Kamu penghianat Maheswari," ucap Aquino.

"Baik. Kalau itu yang kamu mau. Semua kontrak kerja kita batal. Dan perlu kamu tahu, saya bukan penghianat! Jaga bicara kamu!"

Begitulah separuh cerita yang membuat kedua keluarga itu saling bermusuhan. Bahkan, saat itu kondisinya Valen dan Varel masih kecil. Dan pada saat papa mereka memutuskan hubungan pertemanannya, maka Varel dan Valen terpaksa mengikuti apa kata orang tuanya untuk tidak menjalin hubungan apapun.

—⭐—

Saat ini Varel sedang berada di kantornya. Cowok itu mengatakan pada Andry bahwa untuk beberapa hari ke depan ia tidak akan memegang King's karena akan sibuk dengan urusan di kantornya. Dan menyuruh Andry sebagai seorang Wakil King's untuk meng-handle King's untuk sementara waktu.

Varel menduduki kursinya dengan pakaian formalnya. Dengan kaos hitam yang ia kenakan serta dibalut jas abu-abu semakin membuat ketampanan cowok itu bertambah dua kali lipat. Pahatan muka yang sangat tegas semakin menyempurnakan wajah Varel.

Jika para siswi SMA Rajawali melihatnya dengan penampilan formal seperti ini dijamin mereka akan berteriak histeris dan berlomba-lomba untuk mendapatkan notice dari Varel.

"Pembangunan di tanah itu berjalan dengan lancar, Pak," ucap Shaera—Sekretaris Varel.

Ketika tatapannya bertemu dengan mata elang Varel, Shaera dibuat terpana sejenak. Gadis mana yang tidak akan terpesona dengan ketampanan Varel? Muka yang terpahat sempurna, rahang tegas, dan tatapan tajam. Bahkan, para karyawan di sana mengatakan bahwa Shaera termasuk gadis yang beruntung karena bisa menjadi seorang Sekretaris dari cowok itu.

"Hm, tetap berikan laporan tentang perkembangannya. Dan beri tahu saya kalau ada masalah," ucap Varel tegas.

Agaknya Shaera dibuat mati kutu dengan pesona cowok itu. "Baik, Pak. Permisi," pamitnya menundukkan kepala.

"Tunggu."

Shaera semakin dibuat gugup oleh Varel. "I-iya, Pak?"