4. Frisly's Party

146 29 25
                                    


Halo!! Apa kabar? Tetap semangat apa pun keadaannya!

Vote dulu dong. Terimakasiiii

_____________________

"Ish, buru napa, Va, letoi banget! Mau cosplay jadi siput lo?" Gladys tak henti-hentinya merutuk sepanjang menuruni tangga rumah Valen. Bagaimana tidak? Saat menuruni tangga, Valen terlihat bermalas-malasan.

Sementara Gladys, sudah berada di ambang pintu. Menyaksikan kelambatan Valen.

Entahlah, Valen merasa tidak bergairah jika ada seseorang yang mengajaknya, kecuali dia sendiri yang mengajaknya duluan.

"Ck, iya iya, bawel!" Valen membalas sembari mempercepat langkahnya.

Keduanya mulai berjalan melangkah ke garasi rumah Valen. Gladys dibuat terpana sejenak melihat garasi seluas itu. Mungkin jika dibandingkan dengan luas rumahnya, jelas akan kalah telak. Sekali lagi dia dibuat melongo dengan deretan mobil yang berjejer rapi. Ferari, lamborghini,  sport, hingga merek terkenal lainnya.

Gladys berdecak kagum. "Berapa banyak keluarga lo, Va?"

Valen mengangkat sebelah alisnya.

"Maksud lo?"

"Mobil-mobil ini nggak mungkin milik Papa lo semua, kan?" tanya Gladys penasaran. Masih dengan muka kagumnya.

Valen meresponsnya dengan kekehan ringan. "Pertanyaan lo salah...," Gladys mengerutkan kening. "... karena ini semua milik Papa," katanya menunjuk deretan mobil dengan dagunya.

Seketika Gladys menutup mulut dengan tangannya. "DEMI APA!"

"Bisa biasa aja nggak sih?" tegur Valen sembari memakai helmnya.

"Gila bener keluarga lo, Va. Nggak heran sih kalo menduduki peringkat ke-5 dari Top 8 Indonesian Businessman," kata Gladys masih dengan kekagumannya.

Dia menaiki jok belakang Valen.

"Garasi lo aja segede ini, apalagi rumah lo. Ck, ck."

"Eh tapi, gimana makenya? Maksud gue nggak mungkin Papa lo make ini mobil secara gonta-ganti?" tanyanya lagi.

Valen tersenyum getir. Kemudian menjawab, "Tiap dia bosen sama mobil satunya, Papa beli mobil baru lagi. Dan itu terjadi terus-menerus. Makanya di sana penuh sama mobil Papa."

Gladys menggelengkan kepalanya. Tidak menyangka bahwa Aquino akan seroyal ini.

"Sultan banget emang," kagum Gladys. "Enak banget jadi lo, Va. Minta apapun pasti bakal diturutin. Ya, kan?"

Derum motor Valen menenggelamkan suara Gladys. "Ngomong apaan lo? Nggak denger."

"GUE BILANG ENAK BANGET JADI LO. MINTA APAPUN PASTI BAKAL DITURUTIN."

Valen tertegun. Dia tidak menjawab.

Melainkan tersenyum getir dari balik helm. Lo bener. Mau apapun pasti bakal diturutin tapi, gue harus bayar. Dengan mental.

—⭐—

Setelah sempat terdiam beberapa saat, Valen mengembalikan fokusnya ke arah depan. Malam ini tidak ada bintang. Mungkin bintang sudah lelah karena sebanyak apapun ia memancarkan cahayanya, bulan tetap nomor satu saat hanya dengan satu cahayanya saja mampu membius miliaran umat manusia.

VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang