Haii! Apa kabar?
Vote dulu dong😗
Thank uu❤
-⭐-
"Takdir memang kejam tapi lebih kejam lagi jika kamu menentangnya." -Gladys Mutiara-VARELLE
- E N D -
"Kenapa lo diem? Ucapan gue bener kan, Dis?" ujar Valen menatap Gladys yang masih geming.
"Lo kaya gini karena tekanan Papa lo--"
"DIAM BAJINGAN!" Tanpa disadari Riko mendekati Valen dengan amarah dan mendaratkan tamparannya pada pipi Valen.Dalam keadaan kedua tangannya yang masih dicekal dan sudut bibir yang berdarah, Valen masih sempat-sempatnya tersenyum miring, "Apa? Anda tidak terima dengan ucapan saya?"
"Bawa mereka!" lanjut Riko menunjuk ke arah Aquino dan Maheswari.
Aquino panik begitu pun dengan Maheswari. "Jangan! Riko! Kalian mau bawa kami ke mana?!"
"Lepasin mereka! Akh--" Valen mencoba memberontak saat melihat keluarganya diseret dengan tidak manusiawi. Cekalan di kedua tangannya semakin terasa sesak. Mungkin sudah memerah.
Emosinya mengepul sampai ke ubun-ubun saat keluarganya dan keluarga Maheswari menghilang dari pandangannya. Seperti ada sesuatu yang masuk dalam tubuhnya sampai ia berhasil memberontak.
Valen menghempas kasar tangan laki-laki berbadan besar tersebut. Lantas memutar kedua tangan lelaki itu hingga menimbulkan bunyi yang tidak biasa. Valen memukul kepala mereka dengan batang kayu yang ia temukan di sampingnya hingga membuat keduanya tidak sadarkan diri.
Hembusan nafas meluncur dari bibir Valen yang berdarah. Kini hanya tersisa dirinya, Gladys, Riko, dan Dika. Ia menatap tajam pada ketiganya.
Di luar nalar, Valen mengeluarkan sebuah pistol dari dalam kantong jaketnya. Tanpa aba-aba menembakkannya ke udara sehingga menghasilkan bunyi yang menggelegar.
Hal itu sukses membuat ketiganya mematung. Riko tampak menelan ludah. Dia dan Dika hendak mengeluarkan ponselnya, namun sepertinya mereka harus merelakan ponsel seharga puluhan juta tersebut saat Valen menjatuhkannya dengan tembakan pistolnya.
Valen tersenyum seperti seorang psikopat, "Gimana Pak Riko Glosara? Sepertinya Anda cukup terancam dengan keberadaan pistol di tangan saya," ujar Valen. Ia memandangi pistol di tangannya penuh hasrat. Seolah pistol itu adalah pisau bak yang baru diasah.
Riko kelihatan sedikit khawatir saat melihat Valen berjalan ke arahnya seperti seorang psikopat yang akan membunuhnya. "Jangan macam-macam kamu!"
Valen berhenti. Bukan di depan Riko, melainkan Gladys. Ia mengangkat dagu Gladys dengan pistolnya. "Lo pikir lo siapa bisa hianatin gue kaya gini, hm?" ujarnya dengan vokal rendah.
Sedangkan Gladys sama sekali tidak mengerti dengan tingkah Valen. Apa? Apa yang sebenarnya dia tidak ketahui tentang Valen?
Valen melemparkan smirk-nya lagi. "Selama ini lo pasti mikir kalo lo udah tau semuanya tentang gue, kan?" ujarnya semakin menekan pistolnya ke dagu Gladys.
KAMU SEDANG MEMBACA
VARELLE √ (Tahap Revisi)
Roman pour AdolescentsAkibat insiden dua tahun lalu, dua keluarga yang awalnya saling bersahabat kini harus menjadi musuh bebuyutan. Keluarga Maheswari dan keluarga Aquino. Kedua keluarga itu saling berlomba-lomba agar menjadi lebih unggul. Padahal, penyebab mereka...