12. Tertangkap

90 25 1
                                    

Hallo!

Jangan lupa tekan ⭐ dipojok kiri bawah. Terimakasih!❤

______________________________________

12. TERTANGKAP

Shit! Valen harus mengatakan apa? Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya. Tapi, Valen berkata jujur bahwa dirinya benar-benar tidak melakukan apa yang telah Varel tuduhkan padanya. "G–gue, ah, intinya gue nggak bakar basecamp lo! Buat apa gue lakuin itu?"

Varel terkekeh sinis. "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Begitupun dengan lo, sepintar-pintarnya lo nutupin kejahatan lo, suatu saat pasti akan terungkap."

Cowok ini benar-benar membuat Valen naik darah. "Kenapa lo nggak mau ngerti sih?! Gue nggak bakar basecamp lo?! Stop accusing me!"

Varel tertawa. Menatap Valen sengit. "Gimana rasanya dituduh? Sama kayak lo nuduh gue waktu itu," ujar Varel.

"Gue bakal buat kenangan terburuk yang bakal lo ingat sepanjang hidup lo," lanjutnya.

"Varel, lakuin apapun semau lo tapi, gue nggak akan tinggal diam, gue bisa lakuin yang lebih parah dari itu," balas Valen tak kalah sengit.

"Gue bener-bener nggak nyangka sama lo," ucap Varel dengan raut yang tidak bisa diartikan. Setelahnya cowok itu beranjak dan meninggalkan Valen.

Valen mengacak-acak rambutnya kasar. "Arghhhhh!! Kenapa jadi kayak gini?! Gue nggak lakuin apa-apa! BANGSAT!"

***

Menapakkan kaki di koridor sekolah adalah hal biasa bagi Valen saat mendapat perhatian beberapa pasang mata yang menurutnya ... Sinis? Entah itu tatapan kagum, iri, benci. Valen tidak tahu dan tidak peduli.

Seperti biasa, Valen berjalan khas dengan tatapan tajamnya. Gadis itu mengenakan hoodie serta kedua tangan yang dimasukkan ke dalam kantong hoodie-nya tapi, yang menarik perhatian Valen adalah suasana koridor pagi ini tidak seperti biasanya.

Siswa-siswi menatapnya dengan tatapan penuh intimidasi. Memilih mengabaikan, Valen kembali melangkah sesaat sebelum langkahnya terhenti ketika beberapa dari mereka melemparnya dengan bulatan-bulatan kertas.

Valen membuka tudung hoodie-nya kasar. Sebelumnya ia menatap mereka sinis. "Woi! Apa-apaan ini?!" teriak Valen ketika semua siswa-siswi tak berhenti melempari dirinya dengan brutal.

Dasar munafik!

Gue emang nggak berani sama lo. Tapi, gue nggak bisa biarin lo lakuin ini.

Bener-bener nggak nyangka gue.

Dasar munafik lo!

Kata-kata tersebut sukses membuat amarah Valen memuncak. Ia tidak mengerti apa yang mereka katakan. "MAKSUD KALIAN APA HAH?!!"

"Halahhh! Nggak usah sok nggak tau deh. Lo, kan yang dengan berani-beraninya bakar basecamp King's?!" ujar salah seorang siswi.

Oh, jadi ini alasannya? Pantas saja mereka sangat marah. Siapa yang tidak mengenal King's? Mereka sangat mengagumi King's. King's sangat terkenal di SMA Rajawali.

VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang