27. Kembali Berulah

71 16 1
                                    

Halo! Apa kabar?

Double up nihhh😚

Jan lupa vote and comment✨

Thank u❤

—⭐—

27. KEMBALI BERULAH

Malam ini anak King's sedang berada di basecamp mereka. Membicarakan hal-hal yang konyol sampai hal-hal yang serius. Candaan demi candaan dilontarkan. Beberapa dari mereka  sedang bermain game, kartu, dan bahkan ada yang lagi chatting-an dengan pacarnya.

"Tonjokan Gladys boleh juga sampe bikin muka gua bonyok," ringis Gema ketika merasakan perih di sekitar wajahnya. Pipi cowok itu sedikit lebam akibat tonjokan tiba-tiba dari Gladys tadi pagi.

"Mau gua tambah juga, Gem?" tanya Andry masih dengan nada santainya, namun menusuk.

"Dri, janganlah woi! Gila aja lo. Ini muka gue udah bonyok masa mau lo tambahin? Ampun dah seriusan," keluh Gema.

"Minta maaf sama dia besok," putus Andry.

"Hah?" semuanya melongo.

"Gile lu bro udahlah balikan aja kalo masih sayang," saran Gery.

"Tau lo, Dri. Entar diembat orang, mau lo?" sahut Varel.

"Gue bingung, kenapa lo putusin Gladys kalo lo masih sayang, Dri?" tanya Gerald.

"Itu nggak bener." Andry kembali bersuara.

"Namanya juga anak muda zaman sekarang, Ge. Bilangnya aja udah move on tapi, nyatanya masih sering mikirin satu sama lain. Giliran dari salah satunya udah punya pengganti, eh malah marah. Kaga ngartilah gue sama gaya pacaran anak zaman sekarang. Untung gue nggak pernah pacaran," kata Gema.

"Iya karena lo nggak laku," ceplos Gery.

"Idih sekate-kate lu kadal bunting. Gue mah cuman males aja sama yang namanya pacaran. Awalnya saling kenal, PDKT, jadian, terus putus. Bah udah tau gue mah walaupun nggak pernah pacaran," tukas Gema.

"Mending langsung halalin aja. Ya nggak?" ujar Gerald sedikit meninggikan suaranya.

"Yoi," sahut anak King's serentak.

"Kalo mau dihalalin harus mampu hidup mapan dulu, Ge," sahut Gery.

"Bener tuh. Kalo menurut gue sih harus bahagiain ortu dulu, pendidikan, attitude, punya cabang di mana-mana. Baru halalin anak orang. Contohnya Varel sama Andry. Mereka mah udah mapan banget idupnya. Lulus SMA nggak perlu kuliah lagi," kata Gema.

"Nanti kalo gue udah lulus kuliah mau ngelamar kerja di perusahaan Varel aja, ah. Mayan nggak perlu interview dulu," lanjutnya melirik Varel.

"Masalahnya calonnya ada nggak lu pada?" goda Gery pada Varel dan Andry.

Varel melirik Gery. "Ada tuh banyak di sungai," ceplosnya.

"Maksud lo buaya? Bahh. Lo mau nikah sama buaya?" Gery terbahak.

"Lo jangan gitulah, Ger. Gini-gini mereka itu kembaran lo," celetuk Gerald.

"Anjeng! Mulut lo!" umpat Gery.

Varel mengernyitkan dahinya ketika mendapat notifikasi dari seseorang. Pun, ia membukanya.

Valentina. AA
bangsat! lo bikin ulah apa lagi hah!?

me:
nikmatin aja

Valentina. AA
bajingan! dmn lo skrg? temui gue di kemang skrg!

—⭐—

"Nggak bisa gini dong, Pak!! Kepolisian udah memutuskan bahwa Kakak saya bakal bebas besok, kenapa sekarang malah diundur lagi?!" teriak Valen murka.

"Pelapor ternyata tidak menyetujui hal ini, mereka meminta untuk menjatuhkan saudara Satya hukuman seumur hidup penjara."

"Ini surat keterangannya," ujar Polisi itu menyerahkan beberapa lembar kertas.

Valen mengambilnya kasar dan segera meninggalkan tempat itu dengan amarah yang menggebu-gebu.

Ia membaca surat itu dan langsung merobeknya. Gadis itu frustrasi dan mengacak rambutnya. "Shit!" umpatnya.


—⭐—

"Kenapa lo lakuin ini? Maksud lo apa? Seharusnya besok Kak Satya bebas. KENAPA LO LAKUIN INI, ANJING!" teriak Valen tepat di depan muka Varel.

Varel terkekeh devil. "Gue udah lakuin apa yang menurut gue bener. Bukannya ini setimpal?"

Valen meludah. "Cih, setimpal lo bilang? Hey! Kakak gue nggak salah!" ujarnya emosi.

Sedetik setelahnya, Valen tertawa sinis. "Fakta yang sebenernya, lo dan keluarga lo itu nggak waras. Kalian udah buta sama kebohongan!" tunjuknya pada Varel.

"Jangan berani-beraninya hina keluarga gue, bitch! Nggak usah lari dari kenyataan kalo Kakak lo emang pembunuh!"

"SHUT UP!" teriak gadis itu hendak memukul Varel, namun cowok itu menahannya dan membalikkan tubuh Valen. Posisinya, tangan Varel menahan leher Valen dari belakang.


Setelahnya gadis itu tertawa lebar. "Jangan berani-beraninya nyebut Kakak gue pembunuh kalo lo nggak mau Kakak lo kenapa-napa," ancamnya serius.

Lantas Varel terkejut dengan ancaman Valen. Suara Valen terdengar tidak main-main. Langsung saja ia melepaskan Valen dan menatap tajam gadis itu. "Apa maksud lo?"

Valen terkekeh sinis. Lalu memperlihatkan sebuah video pada cowok itu. Di mana video itu berisi Melati yang sedang berada di sebuah tempat. Gadis itu terlihat lemas, dan tangannya diikat.

Rahang Varel mengeras. Wajahnya memerah. Tangannya mengepal kuat. Cowok itu begitu murka, namun itu tidak membuat Valen takut. Malah, ia semakin mengancam Varel.

"Kalo lo lakuin satu kesalahan aja, Kakak lo bakal abis," ancamnya.

Lantas, Varel menyeret Valen kasar dan menghempaskannya ke tembok. Mengunci Valen dengan kedua tangannya. "Di mana lo nyekap Kakak gue?" tanyanya.

Valen tidak menjawab. Gadis itu masih menatap Varel dengan muka santainya.  "Takut," ujarnya dengan muka dibuat-buat dan merebahkan kepalanya di bahu jenjang Varel. Namun, cowok itu mendorong Valen kasar. Membuat tawa Valen pecah.

"GUE TANYA DIMANA KAKAK GUE!?" emosinya kini tidak terkontrol.

"Tenang, baby. Gue nggak bakal nyakitin Kakak lo selama lo nggak bertingkah," ujar gadis itu sambil mengelus rahang tegas Varel. Nadanya terdengar sangat licik.

"Dan jangan pernah main-main sama gue," bisiknya tepat di telinga Varel. Kemudian, ia mengecup singkat pipi cowok itu.

Mendapat perlakuan seperti itu membuat Varel marah sekaligus bingung. Malam ini tingkah Valen benar-benar seperti seorang psikopat.

—⭐—

Bummm!!

Gimana chapter 27??

Komen yaa vote jugaa✨

Thank u❤

Follow akun Instagram aku: @ssaifatljj



VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang