Halo! Apa kabar?
Vote dulu dong😚
Thank uuu❤
—⭐—
38.
MUMPUNG malam ini malam Minggu, Valen mengajak Satya ke Lavender's Garden, tempat favoritnya dulu dengan Varel. Entahlah, meskipun kini kondisinya tidak seperti dulu lagi, namun tidak semudah itu melupakan kenangan-kenangan atau pun tempat favoritnya dengan Varel.
Terkadang Valen ingin menghapusnya dari memorinya. Sayangnya ada sesuatu yang menahannya. Perasaan kah? Tapi, perasaan apa itu? Valen tidak tahu.
Selain ingin mendengar cerita dari kakaknya perihal insiden dua tahun lalu, gadis itu pergi ke tempat ini untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan Satya. Mengingat sudah lama tidak jumpa dengan kakak tersayangnya itu.
Valen mendudukkan bokongnya ke kursi bercat putih itu. Diikuti oleh Satya di sampingnya. Biasanya jika sudah duduk di suatu tempat mana pun, Valen akan menumpukan kedua lengannya ke belakang kursi. Alih-alih melakukannya dia malah duduk seperti orang normal.
Mungkin karena sedang bersama Satya.
"Sekarang lo ceritain ke gue," kata Valen menatap ke arah Satya.
Satya sangsi. "Bukannya nggak terlalu pribadi kalo di sini, Va?"
Valen menegakkan posisinya lalu menghadap ke arah Satya. "Nggak terlalu pribadi gimana?"
"Ya, lo liatlah di sini ada banyak orang. Bayangin kalo mereka denger." kata Satya sambil melihat sekelilingnya yang dipenuhi oleh pengunjung.
"Ck, biarin aja. Namanya juga tempat umum. Biar mereka semua tau sekalian kejadian yang sebenernya," balas Valen.
Satya menggelengkan kepalanya. "Waktu itu ...,"
Flashback on.
Danial melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Cowok dengan tuksedo hitam serta kemeja putih itu kelihatan berbinar. Hari ini akan menjadi sejarah besar baginya. Cowok itu sengaja berangkat tanpa ditemani keluarganya untuk memberikan surprise kepada Melati.
Danial berinisiatif untuk menelepon Melati untuk sekedar memberi tahu bahwa dirinya sedang dalam perjalanan. Jemarinya ia angkat mengambil handphone berlogo apel di atas dashboard. Mencari kontak Melati lalu sedetik kemudian panggilan terhubung.
"Halo, sayang."
"Halo, Danial ada apa?"
"Bentar lagi aku nyampe. Sepuluh menit lagi mungkin."
"Iya, hati-hati."
"Hm."
Mendadak Danial menginjak rem saat seseorang membekapnya dari belakang. Dia menoleh dan mendapati dua orang lelaki berbadan besar dengan karung di tangannya.
Lelaki itu mencoba menelungkupkan karung tersebut ke kepala Danial, namun Danial segera menepisnya. Spontan cowok itu tidak fokus dan mengemudi secara ugal-ugalan karena ulah kedua lelaki di belakangnya yang mencoba mencekik lehernya.
"Akh, siapa kalian?" teriak Danial berusaha melepaskan tangan lelaki itu.
Kedua lelaki itu tidak menjawab.
Danial melihat seorang anak kecil di tengah jalan. Ia panik takut menabrak anak itu. Lantas, Danial mengarahkan setir ke arah kiri yang mengakibatkan mobilnya menghantam sebuah pohon besar. Bunyi yang keluar pun tidak biasa. Mungkin mobilnya sudah hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
VARELLE √ (Tahap Revisi)
Teen FictionAkibat insiden dua tahun lalu, dua keluarga yang awalnya saling bersahabat kini harus menjadi musuh bebuyutan. Keluarga Maheswari dan keluarga Aquino. Kedua keluarga itu saling berlomba-lomba agar menjadi lebih unggul. Padahal, penyebab mereka...