5. Frisly's Party (2)

136 31 14
                                    

🎧Play Song, To The Bone-Pamungkas🎧

***

"Astaga!!" Valen terkejut dan langsung menoleh ke belakang. Benar saja. Pelakunya adalah Gladys.

"Sialan."

Malam ini Gladys memakai dress senada dengan Valen. Karena memang dresscode-nya, maroon-hitam.

"Ck, yok ah masuk!" ajak Valen.

Gladys menahan pergerakan Valen. "Eh, eh bentar Va, kayaknya si Varel liatin lo terus deh. Gue ramal pasti pangling tuh cowok sama lo," godanya.

Valen tidak meresponsnya.

Dia hanya melirik sekilas ke arah Varel. Benar saja! Cowok itu tengah menatapnya dengan jarak yang tak terlalu jauh darinya. Persetan dengan itu ia benar-benar tidak peduli. Catat, tidak peduli.

"Ish apaan sih, lo! Udah ah masuk yok!" sangkal Valen memilih mengalihkan pembicaraan.

"Jangan-jangan Varel suka kali, Va sama lo," godanya lagi.

Tidak. Wajah Valen tidak bersemu. Kamu salah jika berpikir bahwa gadis itu akan bushing atau semacamnya.

"Gladys! Stop ya, jangan bikin kesabaran gue abis," tegas Valen cukup sabar.

Seketika Gladys kicep. Tidak berani menyahut lagi.

***

"Lepasin saya!! Saya mau ketemu sama suami saya!"

Teriakan seorang gadis melengking di penjuru ruangan. Dia terus memberontak saat dua orang perawat mencekal tangannya. Gadis itu mengamuk dan menghancurkan barang-barang di sana.

"Melati, kamu harus tenang dulu Nak," ucap seorang Dokter perempuan di sebelahnya.

"NGGAK!! GIMANA SAYA MAU TENANG HAH KALO CALON SUAMI SAYA GAK ADA DI SINI!?" teriaknya lagi.

Gadis yang diketahui bernama Melati histeris. Wajahnya yang cantik nampak pucat pasi, rambutnya acak-acakan, kantong matanya menghitam, serta matanya sembab.

Melati tampak berantakan.

"Mel, kamu harus sadar Nak, kalo Danial sudah meninggal," jelas sang dokter.

Melati menggelengkan kepalanya tidak terima.

"NGGAK! NGGAK MUNGKIN!! DIA GAK MUNGKIN NINGGALIN AKU DOKTER," teriaknya semakin histeris disertai tangis yang membuncah. Dirinya terus memberontak meminta dilepaskan.

Dokter yang diketahui bernama Rani itu memandang keponakannya sendu. Ya! Ia adalah tante dari Melati.

"Tenang Mel," ucap Dokter Rani seraya memberi suntikan penenang terhadap Melati. Perlahan Melati mulai menutup matanya. Dan sedetik kemudian kehilangan kesadarannya.

"Suster, tolong jaga Melati, kalo ada apa-apa hubungi saya karena saya harus ke rumah sakit dulu untuk mengurus pasien-pasien lain," ujar Dokter Rani.

"Baik, Dok."

Dokter Rani memandang iba ke arah Melati. Sudah tiga tahun. Namun Melati tak kunjung sembuh dari keterpurukannya.

VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang