20. Got Shot

93 17 6
                                    

Halo! Apa kabar????

Jangan lupa vote dan komen yaaa!

Thank u❤

—⭐—

20. GOT SHOT

Dua orang itu ... Begitu canggung untuk memulai pembicaraan. Ah, sebenarnya bukan canggung juga sih, tapi, lebih tepatnya sama-sama gengsi. Valen berdiri dan menyandarkan punggungnya pada pohon. Cewek itu bersedekap dada dan hanya bisa menghela napas pasrah. Sampai kapan dirinya harus berada di hutan ini?

Sedangkan, Varel sedari tadi sibuk mendirikan tenda. Entah darimana ia mendapatkannya. Varel lalu melepas hoodie-nya, melemparnya asal dan hanya menyisakan T-shirt hitamnya. Merasa poninya menghalangi matanya, Ia menyugar rambutnya ke belakang.

Ulah Valen padanya tadi membuatnya kesal setengah mati. Benar-benar keterlaluan. Tunggu saja! Cowok itu pasti akan memberinya pelajaran nanti.

"Ngapain lo diem aja?" tanya Varel.

"Terus gue harus ngapain?" jawab Valen dengan nada malasnya.

Kalau dilihat-lihat sejauh ini, Valen adalah tipikal cewek yang kalau diajak bicara bawaannya malas dan terkesan tidak mau menanggapi lawan bicaranya apalagi sama Varel.

Entah mengapa kalau ada yang mengajaknya bicara, ia sangat malas untuk menjawabnya. Kecuali untuk hal-hal penting.

"Bantuin," jawab Varel.

"Nggak! Lagian lo cowok. Itu kerjaan lo," tolak Valen.

Sialan! Valen benar-benar membuat Varel ingin menelannya hidup-hidup, namun kali ini Varel mengalah. Ia tidak mau berdebat dengan gadis ini yang hanya akan membuang waktunya nanti.

Kini hari sudah larut. Langit sudah mulai gelap. Dan Varel sudah selesai mendirikan tenda. Sedangkan, Valen masih sibuk berkutat dengan ponselnya yang sedang mencari signal.

Kali ini dewi keberuntungan tidak berpihak padanya. Ssama sekali ka tidak menemukan signal di hutan ini. Hal itu membuatnya kesal setengah mati.

"Mau sampe kapan lo berdiri di sana?" tanya Varel yang tengah duduk di depan tenda sembari menikmati snack yang ia bawa di tasnya.

Valen melirik sekilas. Cewek itu  menghiraukan ucapan Varel dan masih keukeh berdiri di belakang pohon.

"Lo nggak liat ini udah malem? Nunggu besok kalo mau dapet signal," ujar Varel sekali lagi.

Ucapan Varel ada benarnya. Bisa-bisa kakinya kram akibat berdiri terlalu lama di sini, lalu dengan terpaksa ia berjalan menghampiri Varel. Cewek itu juga duduk di samping Varel.

Udara malam yang sangat dingin mampu menembus kulit Valen hingga membuatnya mengelus kedua lengannya yang hanya dibalut kaos pendek. Tidak! Ia tidak bermaksud memberi kode agar Varel memberikannya hoodie atau semacamnya. Sama sekali tidak ada maksud seperti itu. Itu hanyalah gerakan spontan yang diberikan oleh tubuhnya. Bukan yang lain.

Shit! Bisa-bisanya gue kedinginan.Batin Valen.

Tiba-tiba saja sebuah hoodie sudah mendarat sempurna di pangkuannya. Cewek itu menoleh pada Varel yang masih santai memakan snack-nya.

VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang