13. Kesandung

96 21 0
                                    

Awali pagimu, siangmu, soremu, malammu, dengan yang manis-manis dulu xixi.

Sebelumnya jangan lupa vote and comment ya guys!

Thank u❤

Valen berhenti. Dia sudah menduganya. Menatap Varel datar sambil bersedekap dada lalu membuang muka. Diikuti oleh kekehan sinis yang lolos begitu saja. "Apa? Masih mau nuduh gue?"


"Maaf."

Satu kata yang membuat Valen mendongak. Varel minta maaf? Padanya? Oh, ini benar-benar langka! Sepertinya Valen perlu mengabadikan momen ini. Seorang Varel Gabriel meminta maaf? Sebelumnya ini tidak pernah terjadi. "Lo, minta maaf?" tanya Valen dengan nada mengejek.

Varel berdecak. "Tinggal bilang iya apa susahnya? Nggak usah basa-basi."

"Dih nyolot lo. Kalo gue nggak mau maafin lo gimana?"

"Itu sih terserah lo yang penting gue udah minta maaf."

Sorot Valen berubah serius. Gadis itu maju satu langkah. "Asal lo tahu gue nggak pernah ngelakuin apapun di belakang lo. Gue bukan pengecut. Kalo pun gue mau bunuh lo, gue bisa kok nyerang lo sekarang juga dan nggak bertingkah kayak pengecut. Karena itu bukan prinsip gue," lugasnya.

Setelahnya Valen pergi dari tempat itu. Sesaat sebelum Varel menarik tangannya hingga posisinya, Valen tepat membelakangi dada Varel.

Sangat dekat. Dekat sekali!

"Lepas!" berontak Valen di kala Varel melipat tangannya ke belakang.

Tidak ada jarak sedikit pun yang tersisa. Tak sengaja Valen menolehkan kepalanya ke samping dan ya ... Wajahnya bertemu dengan wajah tegas Varel. Valen bisa melihat rahang yang tegas, netra yang penuh intimidasi, hidung mancung namun tidak terlalu besar, dan bibir warna pink yang tampak sehat.

Semilir angin menghanyutkan keduanya. Diiringi oleh ritme jantung yang menggila. Untuk beberapa detik keduanya sama-sama dibuat terpana. Saling berpikir, tidak bisakah kita bertemu kembali sebagai sepasang sahabat yang saling melengkapi?

Varel menatap wajah Valen intens. Kedua manik mata Valen berhasil membuatnya terpana untuk beberapa detik. Selanjutnya Varel meniup anak rambut Valen.

Sementara Valen mencoba memberontak sekali lagi, namun tenaga Varel lebih kuat darinya.


"Whatever happens i won't let you live in peace," bisik Varel.

***

Hari yang ditunggu telah tiba. Siswa-siswi XII-IPA3 terlihat sangat excited ketika memasuki bus. Mereka naik satu-per satu agar tidak berdesak-desakan seperti yang sudah diarahkan oleh Bu Indah.

Sedari tadi Valen tidak melihat keberadaan Gladys membuatnya memasuki bus duluan. Dan gadis dengan topi biru itu mengerling ketika mendapati Gladys duduk santai di dalam bus.

Udah ditungguin eh malah di sini nih anak. Batin Valen.

"Semuanya sudah lengkap, Jerry?" tanya Bu Indah pada Jerry-- sang Ketua kelas. Guna memastikan agar tidak ada yang tertinggal.

VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang