"Ternyata pesonamu mampu membuatku kagum bahkan menumbuhkan rasa suka lebih dari yang kukira."
-Khanfa-
Lo dapet dari mana ini, Kak?" Khalid mendudukan diri di samping sang kakak, Khanza.
"Temen."
"Kak Naf?" Khanza menggeleng membuat sang adik mengerutkan kening. "Terus siapa? Jangan bilang dari cowok."
Nah, kan. Sifat ini pasti muncul saat Khalid merasa curiga pada kakaknya. Huh, padahal ini hanya cokelat bukan apa-apa.
"Gatau." Khanza membalas.
Kali ini, laki-laki yang notabenenya adik itu memutar duduk hingga menghadap sang kakak. Hm, sepertinya ini akan ada sesi introgasi.
"Yang bener? Masa gak tau?" Tuh, kan, benar. Sesi introgasi dimulai. "Jawab jujur, ini dari siapa?" Pertanyaan penuh tuntutan itu terucap dari mulut Khalid.
Khanza menoleh, lalu menghela napas pelan sebelum menjawab, "Itu dari Fathah, tapi katanya itu dari someone yang nitip ke dia," jelasnya.
"Someone? Siapa?"
"Secret."
Khalid sampai ingin mencubit tangan kakaknya saking kesalnya mendengar jawaban kakaknya, tapi ia urungkan.
"Gak usah sok misterius! Buruan jawab yang bener, gak usah boong! Ini dari siapa?" Lho, Khanza, kan, sudah jujur. Karena tadi Fathah menjawab seperti itu.
Perempuan yang sedang menonton TV itu mendengkus kesal. Kok bisa ia memiliki Adik seperti Khalid. Kadang sifatnya membuat Khanza kesal, tapi kadang juga membuatnya senang karena kepedulian laki-laki itu.
"Jawab, Kak." Khalid semakin mendesak. Alhasil, Khanza pun menceritakan semua kejadian hari ini pada Khalid.
Khalid setia menyimak tanpa menyela atau protes saat kakaknya bercerita. Oke, Khalid tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
Tunggu saja nanti.
Ponsel Khalid berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk. Nama Fahriza tertera di layar benda pipih di tangan Khalid, tanpa berlama-lama lagi laki-laki itu menggeser panel hijau.
Setelah sambungan telepon terputus, kepala Khalid langsung mengarah pada sang kakak.
"Bang Riza dah nunggu di depan sama Faiq katanya." Beritahu Khalid. Khanza beranjak berjalan keluar kamar diikuti Khalid.
"Anty Zala!" Bocah laki-laki itu melambaikan tangan saat melihat Khanza menghampiri. Bocah itu menggerak-gerakkan kaki mungilnya minta diturunkan dalam gendongan omnya .
Khanza berjongkok menyambut bocah bernama Faiq itu dalam pelukan. Mencium tiap sisi pipi gembil bocah yang sudah melingkarkan kedua tangan di leher perempuan berkerudung merah muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KhanFa ✔️
Teen FictionBaca aja dulu :) Fiksi remaja Menyimpan rasa pada lawan jenis memang hal wajar, tetapi cara menyikapi rasa tersebutlah yang harus diperhatikan. Khanza Azzara, perempuan dengan kacamata berbingkai bulat yang selalu membingkai wajahnya itu mulai mer...