Para panitia acara Maulid Nabi berlalu lalang, sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kini, selepas bel pulang sekolah berbunyi, para panitia seksi dekorasi dan beberapa panitia lainnya menghias panggung serta area yang dijadikan tempat berlangsungnya acara besok. Memang tak semua ikut membantu mendekor tempat karena sebagian mengurus komsumsi dan lain sebagainya.
Khanza memilih membantu Via dan yang lain untuk mendekor tempat. Semua bahan dekorasi sudah ada di tengah-tengah mereka. Semua mulai mendekor, ada beberapa yang menghias bagian panggung, depan panggung, pintu depan aula dan beberapa bagian lagi. Khanza dan Via mendekor bagian depan panggung.
Pukul empat sore, hujan turun membasahi bumi begitu deras. Suara petir pun mengiringi turunnya butiran-butiran air hujan. Semua panitia perempuan berada dalam Aula sedangkan sebagian laki-laki ada di luar adapun yang di dalam sedang membenarkan posisi spanduk.
"Hey, laper," keluh salah satu panitia.
"Iya, nih. Enaknya makan yang anget-anget," timpal Rofa yang duduk di pinggir panggung. "Kuy, jajan!" Rofa menarik tangan Fathah tanpa aba-aba membuat Fathah hampir terjungkal.
"Anjay! Kalem, Dommah! Kalo gue kejungkel gimana?" protes Fathah. Jantung berasa mau copot.
Alif berdehem membuat Fathah nyengir kuda. Baru tersadar bahwa ia sudah berkata kasar. "Kelepasan, Lif," ujarnya. "Ampun." Fathah menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada.
Fathah melayangkan tatapan tajam pada Rofa. "Lo, sih!" hardiknya.
Rofa nyengir kuda tak merasa bersalah, tapi meski begitu ia tetap meminta maaf. "Sori, yok, ah, jajan!"
"Jajan ke mane? Kantin udah tutup, lagian di luar ujan gede," tanya Fathah.
"Jajan ke warung depan. Pokoknya jajan, gue laper." Tanpa persetujuan dari Fathah, Rofa menyeret paksa Fathah untuk ikut dengannya.
"Rofa! Ayu nitip, ya!" Ayu berteriak.
***
Jam dinding sudah menunjukan pukul lima lebih empat puluh menit. Namun, Khanza dan beberapa panitia lain masih berada di sekolah. Hujan tak kunjung reda, membuat mereka memilih untuk tetap di sekolah sampai hujan reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KhanFa ✔️
Teen FictionBaca aja dulu :) Fiksi remaja Menyimpan rasa pada lawan jenis memang hal wajar, tetapi cara menyikapi rasa tersebutlah yang harus diperhatikan. Khanza Azzara, perempuan dengan kacamata berbingkai bulat yang selalu membingkai wajahnya itu mulai mer...