"Dari mata membuatku jatuh. Jatuh terus jatuh ke hati ...."
Saat itu hanya Fahriza yang bersuara. Semua penghuni kelas mendadak diam. Tatapan mata Fahriza masih fokus pada Khanza yang kini menutup wajah dengan buku paket.
Rasa malu semakin terasa saat sorakan dari teman-temannya tertuju untuk Khanza dan Fahriza. Kata 'cie' mendominasi sorakan mereka. Bisa-bisanya Fahriza membuat kehebohan di jam pelajaran.
"Anjay! Lu beneran jatuh cinta sama Khanza?" Rofa menghampiri Fahriza yang masih setia menatap Khanza.
"Dari pada jatuh cinta. Lebih baik bangun cinta. Jatuh itu sakit. Bangun itu semangat." Bukannya menjawab, Fahriza malah bernyanyi membalas pertanyaan yang Rofa lontarkan.
"Serius gue," tegur Rofa sambil memukul pundak kanan sang teman. Fahriza tersenyum misterius.
"Biarkan hanya si pemilik hati yang tau," balasnya sok bijak. Rofa berlagak ingin muntah mendengar jawaban dari temannya.
"Bu Anggun otw! Cepet duduk di kursi masing-masing!" Intruksi Alif. Laki-laki itu berjalan cepat ke tempat duduknya setelah tadi menutup pintu kelas.
Rofa menarik Fahriza agar duduk di tempat mereka. Jika tidak diseret maka sudah di pastikan Fahriza akan tetap melanjutkan aksinya bernyanyi untuk Khanza.
Di salah satu tempat duduk, seseorang mengepalkan tangan. Kesal melihat interaksi Khanza dan Fahriza yang selalu sukses membuat keuwuan ala mereka yang tentu berawal dari aksi Fahriza.
Mengapa harus Khanza? Lagi-lagi perempuan itu mampu memikat perhatian laki-laki yang ia suka. Apa coba menariknya Khanza di mata kaum Adam? Khanza hanya perempuan biasa dengan kacamata bulat yang bertengger di hidung minimalisnya yang terlihat cupu. Cantik? Masih cantik dirinya. Popiler? Tentu lebih populer dirinya yang selalu tampil di depan umum dalam beberapa bidang.
Awalnya Isna tak terlalu mempermasalahkan kedekatan Khanza dengan Fahriza karena Khanza selalu bersikap biasa saja jika di dekati laki-laki itu. Namun, semakin hari kedekatan mereka nampak jelas bahkan kini rona kemerahan selalu terlihat jika Fahriza menggoda perempuan cupu itu. Dasar alay!
"Awas aja lu Khanza. Gue bakal bikin Fahriza ilfeal sama lo selama-lamanya!" guman Isna menatap Khanza dengan tatapan benci.
***
Setelah mata pelajaran PKN selesai. Kini giliran mata pelajaran bahasa inggris yang akan berlangsung. Semua murid duduk di tempat semula. Khanza menghela napas lega, telapak tangannya masih berkeringat dingin akibat nervos presentasi di depan kelas. Meski sudah menduduki kelas sebelas Khanza tetap merasa gugup dan malu jika berbicara di depan umum, sekalipun hanya di depan kelas.
"Sekarang santai aja, ya. Bapak tau kalian abis presentasi, kan?" Pak Budi berdiri di depan sana. "Kita sharing aja. Temanya membaca, oke? Gak perlu tegang."
"Oke!"
"Ada yang suka baca buku?" tanya Pak Budi, menatap para murid bergantian.
"Ada!"
Aktivitas membaca memiliki banyak manfaat, lho, bagi kesehatan. Selain untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, membaca juga bisa meningkatkan daya ingat, lho. Ketika membaca bagian otak yang mengatur penglihatan dan bahasa bemerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang dapat di mengerti dan mudah diingat.
Membaca bisa meningkatkan kemampuan berkonsentrasi. Membaca juga bisa dijadikan ajang hiburan dan melepas penat selepas beraktivitas. Bisa dengan membaca komik, novel bergenre komedi atau yang kalian suka.
Pak Budi memberi pertanyaan pada para murid hingga kini pertanyaan itu tertuju pada Khanza.
"Suka baca buku apa? Novel?"
Khanza mengangguk. "Iya, baca cerita di wattpad juga, Pak," jawabnya.
Pak Budi terlihat mengangguk. "Udah banyak yang kamu baca?" Khanza mengangguk.
"Khanza juga nulis di sana, Pak," celetuk Ayu membuat Khanza kaget. Tak menyangka jika Ayu akan membocorkan kegemarannya menulis di wattpad.
"Wah, bagus itu." Pak Budi menanggapi dengan antusias. "Sudah terbit?"
Khanza tersenyum. "Belum."
"Sudah lama menulis di sana dan sejak kapan suka menulis?"
Khanza terdiam sejenak, mengingat-ingat sejak kapan ia mulai hobi menulis. "Sudah, di wattpad sejak kelas sepuluh. Kalo suka menulis, sih, dari SMP." Akhirnya Khanza menjawab dengan antusias.
Pak Budi mengangguk. "Bagus itu! Semangat terus, ya. Tahun ini harus bisa terbit."Dalam hati Khanza mengaminkan ucapan Pak Budi. Itu adalah harapannya sejak dulu. Berkarya dan melahirkan karya yang bermanfaat.
"Membaca novel itu boleh, bisa dijadikan ajang hiburan murah. Tapi, harus di batasi juga waktunya. Jangan sampai meninggalkan kewajiban." Pak Budi memberi wejangan karena rata-rata murid menyukai membaca novel. "Dahulukan keutamaan dari keinginan."
"Utamakan membaca Al-Qur'an, ya. Habis itu kalo waktu senggang baru baca novel."
***
Alhamdulillah, bisa update lagi :)
Marhaban Ya Ramadhan. 🤗🙏
Alhamdulillah, sampai ke bulan ramadhan tahun ini. Bulan penuh rahmat dan berkah.
Semoga kita senantiasa diberi kesehatan, keberkahan dan istiqomah dalam beribadah. Aamiin .... 🤲Selamat menunaikan ibadah puasa. 🤗 Ngabuburitnya bareng KhanFa, yuk. 😂 Eh, up nya, kan, siang. 🤣🤣🤣
Utamakan membaca Al-Qur'an, ya.
Si kancil mengerjar panda
Si panda sibuk makan patin
Bulan ramadhan sudah tiba
Mohon maaf lahir dan batin
🙏Krisar selalu kutunggu.
Jan lupa votment, ya.Jazakumullah sudah berkenan membaca cerita ini. 🙏🤗💜
See you next part, Insya Allah ....
KAMU SEDANG MEMBACA
KhanFa ✔️
Teen FictionBaca aja dulu :) Fiksi remaja Menyimpan rasa pada lawan jenis memang hal wajar, tetapi cara menyikapi rasa tersebutlah yang harus diperhatikan. Khanza Azzara, perempuan dengan kacamata berbingkai bulat yang selalu membingkai wajahnya itu mulai mer...