Bab 10 | From Someone

96 13 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari senin ini, Khanza kembali bersekolah seperti biasa. Kondisi tubuhnya sudah lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Kini, ia sudah berdiri di lapangan sekolah bersama ratusan murid lainnya. Berada di tengah-tengah teman-teman yang sedari tadi terus mengkhawatirkan kesehatannya. Padahal, sudah dikatakan jika dirinya baik-baik saja. Namun, tetap saja, mereka terus memaksanya untuk beristirahat di UKS selama upacara bendera berlangsung.

Tapi, dari semua itu Khanza tahu bahwa teman-temannya sangat peduli padanya dan ya, tentunya ia bersyukur memiliki teman seperti mereka.

"Gak mau," tolak Khanza tegas. Perempuan itu mulai kesal dengan kekhawatiran teman-temannya yang berlebihan.

"Gini aja, deh. Kamu berdiri di sampingku. Kalo kamu pingsan, aku bakal sigap buat gendong ke UKS," Sahut Fahriza yang langsung diberi tinjuan pelan oleh Fathah.

"Modus lo," hardiknya. Fahriza tersenyum lebar.

"Bukan modus, tapi bentuk perwujudan kepedulian," elaknya.

"Ssttt ... upaca mau mulai." Alif menegur teman-temannya agar tidak berisik karena upacara akan segera dimulai. Semua terdiam dan mulai berdiri tegap.

Khanza memilih berdiri di samping Nafdhita, tepat di belakang Ayu yang berdiri paling depan. Ini sudah kebiasaan Ayu setiap upacara bendera. Selalu berdiri di barisan paling depan meski perempuan itu termasuk siswi dengan tubuh tinggi. Alasan Ayu ingin selalu berddiri di barisan paling depan adalah agar ia tak terpancing untuk terus berbicara. Kalian pasti tahu, bukan? Jika berbaris di bagian belakang, para murid akan terus berbicara dan tidak khitmat mengikuti jalannya upacara.

Seorang pemimpin upacara mulai berjalan ke tengah lapang, Ayu mengulum bibir saat menatap Rafardhan yang berjalan gagah ke tengah lapang sebagai pemimpin upacara kali ini.

Tangannya menarik-narik ujung baju seragam Via yang berdiri tepat di sampingnya.

"Oh my good, Via ... Bang Rafa gagah bener," pekik Ayu tertahan. Jika saja saat ini bukan sedang upacara, Ayu akan berteriak heboh.

Via memutar bola mata malas. Sudah diduga jika Ayu akan menunjukkan reaksi seperti ini saat melihat Rafa menjadi petugas upacara. "Diam, Ay," tegurnya.

Ayu langsung melepas pegangannya dari ujung baju seragam Via kala intruksi untuk berdiri dengan sikap siap, Rafardhan ucapkan. Seperti prajurit yang diberi intruksi oleh sang pemimpin, Ayu sigap mengikuti intruksi dari sang pemimpin upacara.

 Seperti prajurit yang diberi intruksi oleh sang pemimpin, Ayu sigap mengikuti intruksi dari sang pemimpin upacara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KhanFa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang