***
Khanza menatap sekeliling, mencari keberadaan teman-temannya yang katanya sudah samapi di sekolah. Perempuan itu duduk di bangku depan kelas, atensinya tertuju pada layar ponsel."Udah lama?" Pertanyaan itu membuat Khanza sedikit mendongak. Ternyata Nafdhita baru saja sampai di depannya.
"Belum, sini duduk." Khanza menepuk ruang kosong di sampingnya, menyuruh Nafdhita duduk.
"Katanya udah pada di sekolah. Tapi mana?" gerutu Nafdhita. Matanya terus bergerak kesana kemari mencari dua sosok temannya. "Itu mereka."
Khanza menoleh, perempuan itu beranjak saat melihat Ayu yang berjalan dengan membawa dua tas besar di tangannya. Khanza mengambil alih satu tas tersebut, membawanya ke bangku yang ia duduki tadi.
"Kamu bawa apa aja, Ay?" tanya Nafdhita.
"Ya, baju, makanan, alat sholat, skin care, hm ... apa lagi, ya? Ah, banyak pokoknya," jawab Ayu.
"Kek yang mau pindah aja," komentar Nafdhita. Ayu mengalihkan pandang pada tas milik Nafdhita.
"Hellow, Ta? Kamu juga banyak bawaannya. Tolong ka‐‐ "
"Zara!"
Sebuah suara bariton memotong ucapan Ayu. Seorang ber-outfit kasual, sneakers dan topi hitam itu berlari kecil menghampiri keempat perempuan yang tengah duduk. Ah, bukan-bukan lebih tepatnya menghampiri salah satunya.
Harum parfum mahal yang digunakannya langsung menyeruak ke indra penciuman para perempuan. Senyum lebarnya ia suguhkan kala sudah berdiri di depan Khanza.
Pandangan beralih pada dua tas besar yang berada di samping tubuh Ayu. "Buset, lu mau study tour apa mau mingkat?"
"Study tour lah." Ayu membalas agak sewot.
"Banyak bener bawaaannya," komentar Fahriza. "Gue cuma bawa ini." Laki-laki itu mengangkat tas kecil berisi kamera SLR.
"Masa seh cuma bawa itu? Gak bawa baju?" Ayu bertanya, ia tak percaya jika Fahriza hanya membawa itu saja.
"Asli, gue cuma bawa ini. Urusan baju mah gampang," balasnya.
Ayu melotot. "Hellow, Anak sultan? Kita pergi tiga hari, masa gak bawa baju sama sekali?"
Fahriza tak menggubris pertanyaan dari Ayu. Laki-laki itu memilih menatap Khanza. "Zara, dianter Mama sama Papa, ya?" Pertanyaannya mendapat anggukan sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
KhanFa ✔️
Ficção AdolescenteBaca aja dulu :) Fiksi remaja Menyimpan rasa pada lawan jenis memang hal wajar, tetapi cara menyikapi rasa tersebutlah yang harus diperhatikan. Khanza Azzara, perempuan dengan kacamata berbingkai bulat yang selalu membingkai wajahnya itu mulai mer...