Sontak ia menangis histeris, memukul Dirga yang ada di hadapannya. Kalea mulai mengaktifkan ponselnya dan menghubungi ayahnya. "AYAH KOK GAK ANGKAT TELFON KALEA?!" Teriak Kalea histeris sembari menangis terisak. "KAK DIRGA BOHONG YA?!" Teriak Kalea lagi.
Semua teman nya spontan berlari ke arah Kalea dan berusaha menenangkan dirinya. "KALIAN KENAPA SIH?!" Tanya Kalea lagi. "Terus kenapa pada nangis?! Ayah gue kan gak kenapa-napa! Orang lagi kerja kok di bilang gak ada?!" Bentak Kalea, ia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Ia benar-benar hancur.
"Kal lo harus tenang, ini semua udah takdir dari Allah. Lo harus kuat," Ujar Aida menenangkan Kalea.
Kalea menatap sinis Aida, cewek itu tidak suka dengan ucapan Aida barusan. Kalea masih tidak percaya. "Lo bisa gak sih Da jangan ngomong kaya gitu?! Sumpah gak lucu banget bercanda lo barusan!" Ketus Kalea.
"Tapi yang di bilang Aida barusan itu bener Kal," Ucap Alexa sembari mengelus bahunya pelan.
Isak tangis Kalea semakin jadi, tangan nya gemetar hebat. Ia berusaha menghubungi mama nya. Cewek itu menekan tombol panggilan, lalu mengarahkan ponsel ke telinganya.
"Mama apa bener kalo aya---," Ujar Kalea ingin bertanya, namun terhenti ketika dirinya mendengar suara banyak nya orang yang sedang membaca surah Yasin.
Kalea menjatuhkan ponselnya lemas, lalu menatap ke arah semua teman nya. "Bilangin ke gue sekarang juga kalo ini cuma mimpi!" Teriaknya, namun mereka semua hanya diam.
"KENAPA DIEM AJA!" Tangis Kalea kembali pecah, ia ingin berlari meninggalkan mereka, namun tubuh nya tidak terlalu kuat menghadapi ini semua. Ia pingsan.
Untungnya dengan sigap, Dirga menahan tubuh Kalea agar tidak terjatuh. Cowok itu menggendong Kalea ke arah ruang UKS. Disusul dengan semua temannya.
Dirga menepuk pelan pipi Kalea, lalu memberinya sedikit minyak angin agar Kalea sadar. "Kal bangun," Ujar cowok itu khawatir.
"Kak terus ini gimana?" Tanya Sybil kepada Dirga. Ia juga bingung menghadapi nya.
"Tunggu Kalea sadar dulu. Jawab Dirga tanpa menoleh sedikitpun ke arah Sybil, tatapan matanya masih fokus pada Kalea yang masih terbaring lemas.
Tak lama kemudian, kelopak mata Kalea mulai sedikit terbuka. Ia spontan terbangun dari tidurnya. "Pulang," Ujar Kalea pelan, sangat-sangat pelan. Tatapan mata nya sangat kosong.
Dirga mengangguk, lalu menuntun Kalea untuk pergi ke mobilnya. "Bram lo bisa izin ke guru kan?" Ujar Dirga.
Bramastya mengangguk, "Biar gue yang urus, kalian semua ke rumah Kalea aja sekarang." Ujar Bramastya.
Cowok itu pergi berlari menuju ruang guru, sedangkan Dirga, Kalea, Alexa, Sybil, Aida, Leo dan Tj pergi ke arah rumah Kalea. Melayat ayahnya.
Selama di perjalanan, tangan Alexa dan Aida selalu saja menggenggam erat tangan Kalea. Cewek itu masih saja diam, larut dalam lamunan nya. Hari ini ia benar-benar hancur.
***
Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, Bramastya berlari ke arah kelasnya. Mengambil beberapa barang-barang nya yang penting. Termasuk dengan kunci mobilnya.
Cowok itu tidak menghiraukan Kaisar yang ada di sana. Ia merasa masa bodo. Lagipula, hari ini Kaisar benar-benar keterlaluan, pikir Bramastya.
Saat Bramastya ingin kembali ke luar kelas, suara Kaisar menghentikan langkah kakinya. "Yang lain pada kemana?" Tanya Kaisar datar.
Bramastya menoleh ke arah belakang, lalu menyunggingkan senyumannya. "Ngapain lo nanya-nanya kaya gitu? Bukannya gak suka kan kalo hidup lo di urus sama kita semua? Jadi gak usah kepo dan gak usah nanya-nanya. Itu kan yang lo mau?" Ujar Bramastya dengan tatapan tajam nya lalu pergi meninggalkan ruang kelas itu.
Kaisar mengepalkan kedua tangannya, cowok itu membuka handphone nya. Ia sangat terkejut ketika melihat status whatsapp Leo. Ayah Kalea meninggal? Hari ini?.
Hatinya juga terasa sesak, tanpa berpikir panjang Kaisar berlari menuju rumah Kalea saat itu juga. Baru saja ia tiba di depan kelas XI IPA 3, Kaisar mendengar Shilla menyebut namanya, membuat cowok itu menghentikan langkahnya spontan.
"Lo sama Kaisar itu beneran pacaran gak sih? Terus rencana lo itu berhasil dong?" Tanya salah satu teman Shilla.
Shilla tertawa puas, ia berhasil mendapatkan Kaisar. "Berhasil dong," Ujar Shilla bangga.
"Tapi apa lo gak kasihan sih sama Kaisar? Terus juga apa lo gak ngerasa bersalah sama nyokap nya Kaisar?" Tanya teman Shilla lagi, mendengar nama mama nya di ucapkan membuat cowok itu mengepalkan tangan nya erat, menunggu jawaban dari Shilla.
Shilla kembali terdiam, "Sebenernya gue ngerasa bersalah. Tapi gue juga berhak bahagia dong. Lagian apa yang di ucapin tante Ratih sebelum meninggal itu sama aja kok," Ujar Shilla menjawab. Bagaikan tersambar petir, jadi selama ini Kaisar di bohongi oleh Shilla, selama tiga tahun? Ia benar-benar tidak menyangka.
"Sama aja gimana? Eh Shill jadi temen sama jadi pendamping hidup itu beda ya. Tolong lo harus bisa bedain, kasian si Kaisar lo bohongin sampe sekarang ini hahahha," Ujarnya.
"Biarin aja sih! Dulu gara-gara kecelakaan itu kaki gue jadi sempet lumpuh ya walaupun gak lama. Tapi tetep aja dong, apa gue salah kalo gue bohong ke Kaisar? Toh dia juga kaya nya suka sama gue," Ujar Shilla.
"Sebelum meninggal, tante Ratih nyuruh gue jadi temen nya Kaisar, selalu nemenin dia kalo lagi sedih. Ya gue pelesetin aja lah, sekalian aja suruh jadi pacar gue. Bohong sedikit juga gak papa kali, lagian gue juga suka sama Kaisar. Gue cinta sama dia," Tambah Shilla lagi. Kaisar sudah tidak bisa menahan emosinya.
Cowok itu masuk ke dalam kelas secara tiba-tiba, sontak membuat Shilla melebarkan kedua matanya kaget. Ia datang menghampiri Kaisar lalu menggenggam lengannya. "Em kamu gak denger kan apa yang aku ngomong barusan?" Tanya Shilla panik, namun Kaisar menepis tangan nya dengan kasar.
"Gue gak nyangka ya Shill sama lo. Tiga tahun lo bohongin gue. Kematian nyokap gue lo manfaatin gitu aja?!" Bentak Kaisar pada Shilla, cewek itu hanya bisa menunduk takut.
Kaisar meninju tembok yang ada di sebelahnya, membuat Shilla menjauh darinya seketika. Cowok itu kembali menatap wajah Shilla dengan tatapan tajam nya. "Mulai sekarang gue gak ada hubungan apa-apa sama lo. Jangan pernah kontak gue lagi, jangan pernah ngekang gue lagi. Jauh-jauh dari hidup gue." Ujar Kaisar menekankan di setiap kalimatnya.
Ia sempat menendang kursi yang ada disana. Lalu bergegas menuju rumah Kalea. Cowok itu benar-benar menyesal. Kaisar tau, ia memang tidak pantas mendapatkan permintaan maaf dari Kalea. Dirinya memang keterlaluan.
***
See you. ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Kalea [Completed]
Teen FictionBy Saltedcakes_ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Hanya sebuah kisah singkat antara Kalea, Kaisar dan Dirga. Apakah mereka akan bahagia? Atau bahkan sebaliknya? • Yang suka konflik berat, jangan coba-coba baca ini. Di cerita ini konflik nya gak jelas...