2• Berprasangka

1.3K 207 24
                                    

Vote sebelum membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sebelum membaca!

Sampai saat ini pun Kalea masih saja berdiri di lorong dekat ruang UKS. Ia menatap pintu UKS ragu, tadinya Kalea memang berniat untuk pergi kembali ke ruang kelasnya, namun hatinya mengatakan, tidak.

"Nanti kalo mereka berdua macem-macem gimana? Di dalam sana kan cuma ada mereka aja, gak ada ibu UKS" Ujar Kalea khawatir.

Kalea menggelengkan kepalanya cepat, lalu menepis jauh-jauh pikiran kotornya tersebut. "Kaisar gak mungkin kaya gitu," Ujar Kalea yakin, lalu melanjutkan perjalanan nya, namun langkah kakinya terhenti kembali, ia pun berbalik badan lagi.

"Tapi gak bisa dibiarin, harus di awasin. Takut khilaf," Ujar Kalea lalu berlari menuju pintu UKS lagi.

Cewek itu tidak masuk ke dalam ruangan, Kalea malah duduk di depan kursi ruangan tersebut. Memandangi pintu UKS yang ada dihadapannya, lalu menguncir rambutnya supaya ia bisa lebih jelas mendengar suara dari dalam ruang UKS.

Lima menit, Kaisar tetap tidak keluar dari UKS. Apa ia sekhawatir itu dengan Shilla? Pikir Kalea.

"Mereka kok gak keluar-keluar ya, padahal Shilla kan cuma pingsan terus luka di lutut aja," Ujar Kalea lesu, lalu memainkan kuku jarinya.

Sepuluh menit berlalu, namun mereka berdua tak kunjung keluar. Sedaritadi Kalea hanya bisa mondar-mandir didepan ruang UKS.

"Heh kamu ngapain ada disitu? Bolos pelajaran ya?!" Ucap Bu Farah, lalu menghampiri Kalea.

Kalea panik, ia tidak memikirkan sampai sejauh ini. Ia lupa kalau hari ini adalah jadwalnya bu Farah piket.

Cewek itu melebarkan kedua matanya kaget, lalu tersenyum hambar ke arah bu Farah. "Kenapa senyum-senyum gitu ke saya?!"

"Maaf bu, tapi saya abis dari UKS barusan ambil obat ini" Jawab Kalea terbata-bata.

"Bohong, daritadi saya pantau kamu dari ujung sana. Kamu cuma duduk di kursi ini terus mandangin itu pintu UKS, kamu naksir sama pintu?!" Tanya bu Farah agak keras.

Kalea tertawa seketika, "Ah ibu bercanda aja bawaannya, mana mungkin saya naksir sama pintu? Gini-gini saya juga masih normal bu," Ujar Kalea berusaha membuat bu Farah agar tidak marah kepadanya.

"Ngeles aja kamu!"

"Saya beneran sakit bu," Ujar Kalea lesu, lalu mengerucutkan bibirnya.

Bu Farah spontan memegang dahi Kalea, lalu mengerutkan keningnya. "Lagi-lagi kamu bohong ya Kalea?! Badan kamu aja gak panas kok, ini pasti cuma alesan kamu aja biar bolos pelajaran kelas kan?"

"Dahi saya ya gak panas lah bu, coba ibu pegang hati saya, pasti panas banget!" Ujar Kalea membalasnya didalam hati.

"Kenapa diem aja? Yang barusan ibu bilang bener kan? Ngaku kamu! Siapa guru kelas kamu jam sekarang?" Tanya bu Farah.

The Tale of Kalea [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang