15 • Seperti umur 10 tahun

1.1K 191 45
                                    

Vote sebelum membaca dan follow!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sebelum membaca dan follow!

Kalea spontan mengalihkan pandangan nya ke arah lain dan tidak menghiraukan keberadaan mereka berdua dihadapannya, seolah-olah tidak kenal dengan Kaisar dan Shilla.

Ia pun mulai menghubungi mamanya, namun suara Shilla membuat Kalea menoleh kembali ke arahnya.

"Berapa mbak harganya?" Tanya Shilla kepada pegawai tersebut.

"Harganya Rp.---," Jawabnya.

Shilla mengangguk tersenyum, "Kalo gitu biar saya aja mbak yang bayar," Ujar Shilla, Kalea spontan menolaknya.

Cewek itu menggelengkan kepalanya, "Enggak usah, biar gue telfon mama gue aja. Lo lanjutin aja belanja nya sama Kaisar," Ujar Kalea.

Sedangkan Kaisar hanya menoleh ke arah Kalea singkat. "Biar gue aja,"

"Enggak mau!" Tolak nya cepat.

Pegawai tersebut makin dibuat bingung, ia tersenyum hambar ke arah mereka bertiga. "Jadi siapa yang mau bayar ya?" Tanyanya bingung.

Shilla menggiring pegawai tersebut ke arah kasir, "Biar saya aja" Ujar Shilla lalu berjalan ke arah kasir, padahal Kalea sudah menolaknya.

"Apaan sih, orang gak mau dibayarin juga! Ngeyel banget," Umpat Kalea pada saat Shilla pergi, padahal didekat nya masih ada Kaisar.

Ia berniat untuk datang menghampiri Shilla, namun Kaisar melarangnya. Cowok itu menarik pergelangan tangan Kalea agar mendekat ke arahnya. Spontan Kalea meringis kesakitan, pasalnya luka akibat kembang api tersebut masih terasa perih dan sakit. "Aduh," Ringisnya.

Kaisar menatap Kalea dengan tatapan dingin. "Belum di obatin?" Tanya Kaisar serius.

Kalea menepis tangan Kaisar yang masih menggenggam tangannya. "Belum, lagian cuma luka segini doang," Ujar Kalea menjawab.

"Sampai rumah langsung di obatin, biar gak merah kaya gitu," Ujar Kaisar mengingatkan Kalea.

Kalea pun menatap manik mata tersebut, "Kamu peduli? Enggak kan?" Ujar Kalea tertawa hambar.

"Terserah," Ucap Kaisar lalu melirik botol parfum tersebut. "Ceroboh banget jadi orang, gak bisa dewasaan dikit? Lo kaya anak umur 10 tahun tau gak?" Ujar Kaisar. Sungguh, kata-kata tersebut lumayan menyakitkan untuk Kalea.

Dada Kalea sesak, sangat sesak. Ia ingin menangis, tapi tidak dihadapan Kaisar. "Lagian kamu ngapain ikut campur urusan aku? Emang aku minta di bayarin? Enggak kan? Kalau lagi jalan sama Shilla yaudah jalan aja sana. Mau aku ngancurin barang berapa banyak pun itu urusan aku, gak usah di perhatiin." Ujar Kalea memberanikan diri mengucapkan kalimat seperti barusan.

Kalea pun pergi meninggalkan Kaisar disana, ia menyusul keberadaan Shilla di kasir. "Shill gue gak minta dibayarin kaya tadi. Tapi makasih, besok uang nya gue anter ke kelas." Ucap Kalea datar, lalu pergi meninggalkan Shilla juga.

The Tale of Kalea [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang