8. Perihal Patah

749 80 6
                                    

Pagi ini, aku kembali beraktivitas seperti biasa, meskipun dengan setengah hati untuk bangun dan pergi ke kantor, ini mungkin akan menjadi hari yang panjang dalam hidupku. Emosiku sedang dalam keadaan tidak baik, bukan... lebih tepatnya hari ini menjadi mellow.

Pagi tadi sudah cukup sedih mengingat kejadian semalam, kebiasaanku saat berangkat ke kantor aku akan menyalakan musik dan tidak sengaja ku putar playlist yang biasa ku dengarkan dimobil setiap bersama Daniel (ILYSB-Lany🎶).

"Lagu apaan sih Ree? Bagusan lagu Rhoma Irama" Protes Papa yang sedang menyetir.

"Gaya boleh western, tapi selera tetep bang haji ya Pa" sarkasku.

"Yaiyalah, dibawah bang haji ada lagi tuh lagu korea kesukaan Papa, TVXQ... Beuuhh mantep lagunya👍🏻"

"Iyain aja biar fast"

Setelah sampai dikantor, lebih tepatnya di ruang kerjaku saat ini, Yeri dengan job sampingannya sebagai penanggung jawab sound-system kembali memutar lagu "Beautiful-WannaOne".

Secara otomatis aku kembali mengingat Daniel, bagaimana tidak Daniel pernah menyanyikan lagu ini sehari setelah dia menamparku waktu itu.

Egob-nya, air mataku lolos dengan mudah. Yeri yang menyadari itu lantas mengganti lagunya dengan Fine milik Taeyoen. Entah sengaja atau tidak memilih lagu itu, Yeri-pun menghampiriku.

"Ree... Sorry, gak maksud" Yeri mengusap punggungku.
Aku hanya menggeleng, seperti suaraku tertahan di bagian dada.

"Gue ganti lagi ya, mau request apa lo?" lagi-lagi aku hanya menggeleng.

"Yaudah, gue buatin es coklat dulu ya, bentar!"

Setelah beberapa menit, Yeri kembali dari pantry dengan satu gelas penuh es coklat.

"Minum dulu, keburu panas" aku melirik Yeri tajam

"Maaf, garing ya? Gak bakat gue jadi pengharum suasana eh-- pencair suasana, atau apalah itu" lalu menyeringai seperti senyum kuda.

Yeri tau tentang kejadian semalam, tentang Daniel, aku, dan Taeyong. Aku langsung menceritakan sedetail mungkin setelah sampai dikamar. Yeri memang tempat curhatku yang paliiiiiinnnggg aman, nyaman, pastinya anti bocor kecuali pas lagi rese atau laper.

Selama bersahabat dengan Yeri, dia adalah sosok pendengar yang baik, tak salah jika lulus sarjana Psikologi dengan IPK dibawah 3. Dia kurang dalam bidang akademik, tapi memiliki sisi empati dan jiwa sosial yang sangat baik. Tuhan sangat adil, bukan?

_ _ _ _ _ _ _ _

Langit mulai gelap, malam ini aku masih berada di meja kerjaku karena terlalu banyak kerjaan yang harus ku tuntaskan, maklum menjelang akhir tahun. Kenyang laporan dan kawan-kawannya, mengakibatkan beberapa karyawan harus pulang terlambat.

"Ree... Sorry banget, Mami gue minta jemput sekarang" Yeri menghampiriku dan menyodorkan hp dengan layar terbuka, hingga terlihat pesan singkat Tante Yuri disana.

"Gak papa kok Yer... Lo duluan aja" jawabku, tak lupa memberikan senyuman, agar Yeri tk terbebani dengan mengingkari janjinya tadi, pulang bareng.

"Yaudah, hati-hati ya ntar pulangnya... Gue gak mau, lo mati dalam keadaan galau hehe"

"Iya... Lo juga hati-hati, perasaan gue gak enak"

"Bgst, ya lo... Gue sumpahin beneran jodoh sama Taeyong, wlee :P" Yeri sedikit mencubit lenganku, dan berlalu pergi dengan langkah cepat mungkin untuk menghindari serangan balik dariku.

Perjodohan - Lee Taeyong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang