Usai membereskan semua barang bawaanku, aku turun ke lantai satu untuk menemui Taeyong.
Namun, sesampainya dilantai satu Taeyong tak terlihat, mungkin masih di supermarket. Aku memutuskan untuk keliling rumah ini.
Ada beberapa spot dan ruangan yang bisa dibilang membuatku cocok dengan rumah ini, space untuk taman juga tempat duduk dan dapur yang cukup luas.
Pastinya Taeyong akan banyak fokus pada desain dapur, secara dia seorang Chef. Tapi, ku akui seleranya terhadap rumah ini memang bagus, ditambah hampir seluruh rumah ini berwarna monokrom.
Setelah berkeliling cukup lama, aku kembali ke dapur, Taeyong ternyata sudah datang dan sedang memasak.
"Aku bantu ya"
"Aduuh, kaget!! kamu ngangetin aja" Taeyong terkejut, mengusap-usap dadanya. Apa dia terlalu fokus sampai-sampai suara alas kakiku aja gak kedengeran.
"Kagetan iih, Hahaha"
"Ya gimana? gak ada suara langkah kaki tiba-tiba udah di depanku aja. Mana rumah isinya cuma berdua"
"Hahaha, yaudah maaf. Sini aku bantu" Aku mencoba untuk mengambil beberapa bahan makanan yang belum dibuka dari bungkusnya.
"Gak usah, kamu duduk aja. Kamu pasti capek" Taeyong mendorongku dengan lengannya yang masih bersih.
"Emang kamu gak capek? Apa kita gofood aja?"
"Aku gak capek, kamu kan pake heels, dan lama berdirinya. Pasti kaki kamu pegel, udah duduk aja... Selagi mampu masak, gak perlu gofood, Ree"
Ya juga sih, kaki aku pegel sampai betis. "Oke aku nurut aja"
"Tumben?" Taeyong mencibirku.
Aku diam, rasanya malu setelah perdebatan waktu itu dan kini malah benar-benar ingin nurut. Lagian untuk hal-hal seperti ini juga gak ada alasan untuk membantah.
Beberapa menit berlalu, semua masakan sudah dihidangkan di meja makan sebelah dapur. Aku yang sedari tadi duduk diruang tengah bergegas ke meja makan.
"Udang asam manis?" Tanyaku dengan semangat. makanan ke sukaanku, udah lama juga Mama gak masakin udang asam manis.
"Iya, favorit kamu kan?"
Dari mana Taeyong tau? Aku mengerutkan alis bingung.
"Aku tanya Mama sebelumnya, aku juga punya list beberapa makanan favorit dan alergimu" Taeyong memberikan HPnya dengan layar terbuka, terlihat memang ada beberapa list yang Taeyong sebutkan.
Takjub? Iya, setelah ku pikir Taeyong memang baik, meskipun... beberapa hal yang membuatku kesal juga sebenarnya bisa dimaklumi. Jadi dimana alasan aku untuk tidak menerimanya dengan baik?
"Makasih ya" Aku tersenyum, dan disenyumin balik.
"My pleasure, Princess" Taeyong berlagak seolah-olah seorang pengawal, dengan kaki disilangkan, badannya membungkuk 90 drajat dan tangan di dada. *Ngerti, kan? (❁'◡'❁)
Aku menikmati masakan Taeyong dengan lahap, selain memang suka udang asam manis, aku juga lapar setelah melewati jam sarapan dan makan siang tadi karena terlalu gugup, aku gak nafsu makan. Untung aja Kak Jaehyun bawain coklat dan yogurt kesukaanku, itulah isi perutku sejak tadi pagi.
"Habis makan langsung istirahat aja ya" kataku.
"Ya emangnya kita ada agenda lain?" tanya Taeyong dengan menaik turunkan ke dua alisnya.
Sial!! Padahal gak maksud, tapi emang kata-kata ku sedikit ambigu.
"Maksud aku... Mm maksudnya aku... gak mau nonton Tv... atau yang lainnya" Jadi bingung kan, mau jawab apa 😩
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan - Lee Taeyong [END]
Fanfic[COMPLETE] [Mix Baku-non Baku] [REVISI] #4 - daniel (05/11/2021) #5 - lee taeyong #55 - taeil (05/11/2021) #73 - kun (05/11/2021) #120 - yuta (05/11/2021) #122 - johnny (05/11/2021) Menikah dengan orang yang dikenal hanya SATU bulan menjelang menik...