Ada yang pernah ngerasain suatu kondisi atau suatu waktu Magis? Dimana kita mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa mengatakan pada siapapun? Kita sering sebut 'Chemistry' atau 'Takdir'. Seolah terkoneksi pikiran kita dan pikiran orang lain. 🌹
_ _ _ _ _ _ _
Pagi ini, kepala Reena cukup pusing. Sekedar meminum air di gelas yang tersedia dinakas sampingnya pun sangat susah. Hingga Tiffany datang seraya membawa bubur untuknya.
"Gimana keadaannya sayang?" Setelah Reena mengubah posisinya menjadi duduk, Tiffany menyerahkan satu nampan yang terdapat mangkok berisi bubur juga botol air berikut juga obat untuk penguat janin yang dokter berikan semalam.
"Pusing banget Ma, badan aku juga kayak lemes banget" Reena mulai menyicipi buburnya.
"Hari ini bed rest dulu ya, kelas rajut atau masaknya besok-besok aja kalau kesehatan kamu udah membaik" Tiffany membantu menguncir rambut Reena agar sang anak dapat leluasa sarapan dengan nyaman.
Reena membalasnya dengan anggukan.
"Tante, biar Yeri aja yang jagain Reena" Yeri masuk dengan membawa satu paperbag merk ternama.
"Oke, Mama tinggal dulu ya Ree. Yeri kalau ada apa-apa panggil Tante aja, tante di ruang tengah"
"Siappp, tante cantiikk"
Setelah Tiffany menjauh dari kamar Reena, Yeri dengan cepat menutup serta mengunci kamar tersebut. Lalu berlari dengan semangat duduk disamping Reena.
"Lo kesambet Leak atau gilanya lagi kumat?"
"Yeee kalau ngomong tuh dijaga, lagi hamil juga. Duh sayaang, jangan dengerin omongan Mama kamu ya, nanti dengerin aunty Yeri aja" Yeri mengelus perut Reena yang masih rata, Reena hanya bergidik menggelengkan kepala.
"Lagian, heboh banget"
"Nih..." Yeri mengeluarkan sebuah blanket dari paperbag tersebut.
"Aahh gue pengen nangis... lo kok tau sih gue pengen blanket ini, kebetulan gue lagi ngerasa dingin banget akhir-akhir ini" Reena kegirangan memeluk blanket tersebut, hingga melupakan bubur di depannya.
"Bukan dari gue, dari suami lo"
Ekspresi Reena seketika berubah mendatar, lalu melempar ke sofa samping kasur.
"Lo balikin aja, Yer. Gue gak butuh"
"Kenapa? Tadi lo bilang pengen dan butuh"
"Gue gak butuh orang yang ngasi, mending lo keluar deh" Reena meminum obatnya, meletakkan satu nampan tersebut di nakas.
Sedetik kemudian Reena merebahkan tubuhnya memunggungi Yeri.
"Sampai kapan Ree? Dia seneng lo hamil, dia pengen banget kesini. Tapi nama dia diblack list dari Villa ini"
"Justru karena dia di blacklist, gue gak mau dia kenapa-napa, Yer"
Yeri mengusap lembut rambut sahabatnya, ikut membaringkan tubuhnya dibelakang Reena.
"Tau gak? Dia juga khawatir banget sama lo. Dia hampir frustasi sama masalah ini, terlebih orang yang dia lawan mertua sekaligus seorang Jung Yunho. Tapi dia gak mau nyerah, tetep berusaha buat ketemu lo, ngasi perhatian sama lo meskipun gak secara langsung"
Penuturan Yeri ini membuat Reena menutup penuh tubuhnya dengan selimut, lalu menangis.
"Semuanya udah telat, Yer. Kalau Papa udah berusaha misahin gue sama orang, pasti gak ada kemungkinan buat balik. Terkahir Daniel, lo tau sendiri sejauh mana Papa bertindak"
![](https://img.wattpad.com/cover/258566398-288-k817027.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan - Lee Taeyong [END]
Fanfiction[COMPLETE] [Mix Baku-non Baku] [REVISI] #4 - daniel (05/11/2021) #5 - lee taeyong #55 - taeil (05/11/2021) #73 - kun (05/11/2021) #120 - yuta (05/11/2021) #122 - johnny (05/11/2021) Menikah dengan orang yang dikenal hanya SATU bulan menjelang menik...