40. Tunggu ya, Sebentar...

657 59 5
                                    

Ini beneran gak ada yang mau komen? Wkwkwk
It's ok, Thank u udah mau baca sampai chapter ini dan mau nunggu meskipun lama updatenya, lama jalan ceritanya wkwkwk
Lagu sebagai pemanieezz aja ya wkwk

—————————

Satu minggu berlalu...

Taeyong yang baru bisa kembali dari Kanada, lantas langsung menuju Rumah Sakit tempat mertuanya di rawat. Tujuan Taeyong adalah menanyakan perihal Reena yang menurut penjaga rumahnya tidak pulang semenjak dia pergi ke Kanada.

Bukan hanya itu, nomor Reena yang tak kunjung aktif dan semua keluarga Reena yang susah dihubungi menambah kecurigaannya.

"Pa, Reena dimana?" Tanya Taeyong setelah memasuki kamar pasien Yunho.

"Ditempat yang jauh lebih aman tentunya" Jawab Yunho santai.

"Pa, Aku harus ketemu Reena. Aku juga udah turutin perintah Papa untuk menjauh dari Jennie"

"Tapi kamu telat, dan ini juga hukuman buat kamu karena tidak bisa menjaga Reena"

"Pa, maaf... aku selalu berusaha menjaga Reena--"

"Kamu bahkan membiarkan Reena bertemu dengan Jennie adalah sebuah kesalahan. Itu mempermudah selingkuhan kamu untuk mencelakai Reena"

"Maksud Papa?"

"Jennie hampir membunuh Reena dengan mengirim makanan beracun, untung saja Papa yang makan. Kalau itu Reena, kamu dan selingkuhan kamu itu tidak akan selamat ditangan Papa"

"Pa, Jennie bukan selingkuhan aku. Dia hanya sahabat aku, Pa"

"Itu bagi kamu, Apa Jennie menganggap kamu sebagai sahabat juga?"

Taeyong terdiam, Taeyong paham apa yang dikatakan Yunho barusan. Jennie memang beberapa kali mengungkapkan perasaanya, termasuk memintanya untuk menjadi ayah sambung Vivian.

Jauh sebelum mengenal Reena, hubungan Taeyong dan Jennie berakhir setelah Taeyong mengetahui Jennie selingkuh. Sejak saat itu juga, tidak ada perasaan yang tersisa pada Jennie. Terlebih setelah mengenal hingga menikah dengan Reena, Taeyong melabuhkan hati dan hidupnya hanya untuk Reena.

Namun, tindakannya untuk menuruti Jennie, untuk melindunginya juga anaknya adalah sebuah kesalahan untuk statusnya kini.

"Pa, kasi Taeyong kesempatan sekali lagi. Taeyong janji akan merubah semuanya dan akan menjaga Reena sesuai janji Taeyong waktu itu.

Taeyong mohon Pa, pertemukan Taeyong dengan Reena. Taeyong gak bisa hidup tanpa Reena, Paaa... Cuma Reena alasan dari kebahagiaan Taeyong" Taeyong memohon, menumpukan kedua lututnya pada lantai rumah sakit. Suaranya terdengar bergetar, menahan sesak di dadanya.

"Taeyong" Jaejoong yang baru saja memasuki ruangan, lantas menghampiri sang anak.

"Pa..." Jaejoong memeluk Taeyong yang tampak lemas, berwajah pucat.

"Maaf, Papa gak bisa bantu. Ini berkas perceraian kalian yang harus kamu tandatangan" Jaejoong menyerahkan sebuah map.

"Pa, Taeyong gak mau cerai. Taeyong gak mau pisah sama Reena"

"Papa juga pengennya gitu, tapi setelah tau alasannya Papa jadi kecewa sama kamu. Kamu gak bisa jagain Reena, bahkan ini baru awal-awal masa pernikahan kalian kamu sudah menyakiti Reena"

"Pa--"

"Pikirkan lagi, demi kebahagiaan Reena" Jaejoong menepuk pundak Taeyong lalu pergi.

"Pikirkan lagi, demi kebahagiaan Reena" Jaejoong menepuk pundak Taeyong lalu pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perjodohan - Lee Taeyong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang