-Untuk senyuman yang menjadi duniaku-
....
Suasana malam begitu tenang, aura dingin yang melingkupi ruangan dapur tak membuat gadis yang tengah bergulat dengan peralatan masak itu gentar, senyuman merekah tercetak indah diwajah putihnya mengendus aroma harum yang menguak penciuman dari benda yang baru saja ia ambil dari dalam oven.
Rinai-sejak tadi terus memperhatikan putrinya yang tengah mengotak-atik dapurnya. Gelengan pelan serta senyuman tipis ia keluarkan saat menebak sikap aneh yang terjadi pada anaknya.
"Apakah putriku sedang kasmaran?" Rinai tersenyum, kemudian tanpa ada niat untuk mengganggu ia segera berlalu dari sana.
"Hmmm, aromanya menggiur banget!" Shaheen terlena oleh bau sedap dari racikannya.
"Semoga aja Kak hero suka sama kue lapis buatan gue!" Shaheen kembali meletakkan kue itu di meja dan beranjak ke lemari mencari kotak untuk membungkus kuenya.
Dengan hati-hati dia menaruh kue itu ke dalam box mini yang sudah ia siapkan, semua tersusun rapi.
"Denger ya kue, lo tuh udah susah payah gue buat! Jadi lo harus balas budi! Ntar kalo lo udah nyampe di lambung calon pacar gue, jangan langsung jadi tai, mampir dulu ke hati dia, bilang kalo tuh hati harus suka sama gue, ok!" serunya berpesan konyol. Untung cuma satu ya guys!
Tangannya meraih penutup freezer, lalu menaruh kue lapis itu disana. Senyumannya masih sama. "Sampai jumpa besok pagi kue pengantar cinta!"
•°•°•
"Beneran ini tempatnya?" cicit Shaheen menatap ragu bangunan itu.
"Duuh, iya Shaheen! Mendingan lo cepet masuk deh keburu telat ntar!" Rindu mendorong pelan tubuh Shaheen.
Saat ini kedua perempuan itu tengah berada di depan markas 'cowok langka' sesuai gelar mereka, tadinya Shaheen berniat akan menemuinya di sekolah saja, namun karena para cogan itu sangat sulit ditemukan di sekolah, satu-satunya tempat paling akurat untuk bertemu mereka, ya, disini.
"Yaudah lo temenin gue kali!" Shaheen merengkuh tangan Rindu.
"Gue disini aja, ga enak jadi nyamuk, Sha!"
"Siapa juga yang pacaran, pokoknya lo harus temenin gue!" Shaheen menyeret paksa tangan Rindu tanpa peduli celotehan temannya yang terus memberontak.
Sesampainya di dalam, kedatangan mereka membuat empat orang cowok dan dua cewek yang tengah berada disana sontak menatap heran kearah mereka.
Shaheen mengedarkan pandangannya kesemua orang yang tengah duduk, hingga kedua kornea-nya menagkap dua sosok cewek yang kemaren berantem dengannya. Sial, ketemu lagi sama mereka. Gerutu Shaheen malas.
"H-hai!" sapa Shaheen meringis seraya melambaikan tangannya dengan ragu.
Hening beberapa detik hingga suara garong Dewa meluncur membuat Shaheen dan Rindu tersenyum kikuk.
"Wiiss, kita banyak kedatangan tamu hari ini, guys!" sorak Dewa memukul pelan bahu Restu, yang duduk di sebelahnya.
Alam tersenyum ramah kepada dua orang wanita itu, "Silahkan duduk Rin dan.. "
"Shaheen, Kak!" sambut Shaheen cepat seolah tau apa yang ditanyakan Alamgir.
"Shaheen." Sambung Alam kemudian.
Shaheen mengangguk dengan sopan, "Makasih Kak, tapi gue mau bicara sama Kak hero aja, bisa?"
Alamgir menoleh kearah cowok yang berada disebelahnya, yang ternyata cowok itu juga tengah memandang Shaheen dengan raut khasnya. Disamping Afkar sudah ada seorang cewek yang menatap tak suka kearahnya, Shaheen sama sekali tidak takut dengan tatapan gadis sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFKAR
Teen FictionTerbit! TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA! PASSWORD : FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TERIMAKASIH. -Untuk senyuman yang menjadi duniaku- Tentang sebuah persembunyian geng motor yang tak terkalahkan, dinobatkan sebagai raja jalanan, membuat posisi itu banyak...