-Untuk senyuman yang menjadi duniaku-
•••
Setelah membeli nasi Padang untuk Karina. Kedua gadis itu segera meluncur dari sana. Tepat dipinggir jalan dekat taman, Pesngu milik Shaheen berhenti, membuat Rindu yang tengah asik melamun entah memikirkan apa, mengerutkan kedua alisnya, bingung.
"Kenapa berhenti, Sha?" tanya cewek itu.
"LO NGGAK LIAT DIDEPAN ADA GEROBAK APA?" lirih cewek itu dengan suara cemprengnya.
"Liat, gerobak penjual kebab, kan?" ujar Rindu.
"LO HARUS TAU, KALO MAU JADI TEMAN GUE ITU SYARATNYA HARUS TRAKTIR GUE KEBAB KESUKAAN GUE, KALO LO MAU, SELEKSI PERTAMA LOLOS!" tukasnya dengan lantang, membuat Rindu melebarkan kedua matanya, tak percaya.
"Lo jadi orang ribet banget sih, Sha. Tinggal temenan selesai, kan?" jawab Rindu heran.
"Yaudah, setelah ini hubungan pertemanan kita cukup sampai disini saja!" ancamnya dengan ketidaktahuan diri.
Rindu mendelikan matanya, sial, gadis ini benar-benar menyusahkan.
"Iya-iya, ayok gue beliin!" ketus gadis itu turun dari pesngu dengan mulut terus mendumel.
Setelah menunggu beberapa menit, Rindu kembali menenteng dua buah kebab, mata Shaheen berbinar menatap kebab itu dan langsung merampasnya dari tangan Rindu.
"Nah, gini dong!" ucapnya langsung menyantap kebab itu dengan lahap. Tidak adakah satu urat malu mu yang tersisa, Sha?
Rindu menggeleng heran, Shaheen sekali-kali melirik Rindu yang duduk disampingnya, wajah perempuan itu kini terlihat murung, sedangkan kebab ditangannya masih utuh.
Shaheen memperlambat gerakan mulutnya, kenapa gadis itu tiba-tiba beraut sedih? Apa karena dirinya sudah memorotinya dengan sebuah kebab yang tersisa satu suap lagi? Rasanya dengan kebab lima belas ribu yang Rindu belikan untuknya, tidak begitu keterlaluan.
"Lo kenapa?" tanya Shaheen menyenggol bahu Rindu, membuat gadis itu kaget.
"Astaga Sha, lo ngagetin tauk nggak!" sarkas Rindu reflek, sembari mengusap-usap dadanya.
Bukannya marah gadis itu malah terkekeh, "Sorry, gue sengaja, lagian lo sih bukannya makan tuh kebab malah ngelamun." Shaheen kembali melahap kebab yang tinggal sepotong di tangannya.
"Gue nggak ngelamun kok!" ulas Rindu sembari memakan kebabnya.
"Bohong! Mikirin apa lo?" tuding Shaheen tidak percaya.
"Gak ada Sha!"
"Jangan-jangan lo gak ikhlas beliin gue kebab?" ujarnya malah menuduh.
Rindu menggeleng cepat, "Gwak Kwok! Akwu twulwus mwau bweliin kwebwab bwuat kwamwu!" ucapnya sambil mengunyah, tidak setuju dengan perkataan Shaheen.
"Beneran? Kalau gak gue ganti nih!" lagaknya dramatis.
"Iya, Sha!" jawab Rindu setelah menghabiskan makanannya.
Tak lama mata cokelat milik Shaheen, menangkap sosok yang tak asing baginya, setelah sadar ternyata seseorang itu adalah cowok yang dia cari disekolah tadi, dia langsung berlari kearah pesngu, membuat Rindu bingung.
"Lo ngapain, Sha!" ucap Rindu melihat Shaheen berlari ke motornya.
"Cepat Rin! Ini emergency!" teriaknya membuat Rindu reflek ikut berlari kearah pesngu.
Dengan kelajuan yang sedikit meningkat dari yang tadi, kini Rindu menjadi was-was jika nanti motor butut milik Shaheen jadi drop. Beruntung nanti motornya yang ambruk kalau dirinya jangan sampai, dia kan tidak punya uang untuk berobat, itu saja uang yang dia tabung untuk membeli toples ikan cupangnya jadi ludas untuk memenuhi persyaratan konyol dari Shaheen.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFKAR
Novela JuvenilTerbit! TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA! PASSWORD : FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TERIMAKASIH. -Untuk senyuman yang menjadi duniaku- Tentang sebuah persembunyian geng motor yang tak terkalahkan, dinobatkan sebagai raja jalanan, membuat posisi itu banyak...