AFK | DIA KENAPA?

3.4K 121 7
                                    

-Untuk senyuman yang menjadi duniaku-

...

“Jaga diri ya, disini banyak yang usil.”

Shaheen mengangguk, “Makasih ya, Kak. Udah anterin kesini.”

“Ngomong lagi aku tonjok!” kecamnya memperlihatkan tinjunya.

“Meratukan kamu itu adalah tujuanku, sedangkan menjaga kamu itu adalah kewajibanku, Shaa.”

Shaheen tersenyum tipis, “Iya-iya maaf.”

Afkar tersenyum sembari mengacak-acak puncak kepala perempuan itu. Saat ini mereka tengah berada digerbang depan asrama putri SMA Gundala. Ia memutuskan untuk tinggal disini sampai kasus bundanya selesai. Pihak sekolah juga memberikan fasilitas itu untuknya.

Meskipun Afkar awalnya menyuruh Shaheen untuk tinggal di Apartement nya, mengingat dia juga tidak bisa berada disana setiap waktu, itu membuat dia tidak yakin Shaheen akan aman disana.

“Gak boleh mikirin apa-apa, aku janji akan mencari pelaku yang udah membunuh bunda.” Afkar mengapit kedua pipi Shaheen dengan tangannya.

“Iya, tapi kamu harus hati-hati, gak boleh kenapa-napa.” Ucap Shaheen menggembungkan sedikit pipinya.

“Siap ibu negara!” Afkar berlagak hormat membuat wanita itu tertawa kecil.

“Yaudah, masuk sana. Nanti ada yang liat.”

“Oke, aku sama Buaya pergi dulu ya.”

Laki-laki itu mengangguk, namun keningnya tiba-tiba berkerut saat Shaheen kembali memundurkan langkahnya bersama anjing kesayangan Afkar yang akan ikut tinggal bersama Shaheen beberapa waktu.

“Kak, aku lupa ngasih tau, mulai sekarang nama Buaya aku ganti, jadi Yeontan. Itu nama anjingnya oppa korea kesukaan bunda lho.” Seru Shaheen tersenyum lebar.

“Tapi__”

“Pokoknya nama anjing ini Yeontan.” Keukeuh wanita itu membuat Afkar terpaksa mengalah.

Cowok itu berjongkok mengusap kepala anjing kesayangan dengan wajah tersenyum, “Lo suka sama nama baru yang dikasih Bunda lo?” Shaheen membelalakan kedua matanya mendengar penuturan Afkar.

“Yaudah, mulai sekarang lo resmi ganti nama, ya!” ucapnya lagi mengobrol dengan Yeontan.

“Ok, ayah!” Shaheen berlagak seperti suara anak kecil menjawab ucapan Afkar. Mereka tertawa bersama.

“Masuk gih, aku liat dari sini.” Titah Afkar.

Shaheen mengangguk kemudian meraih tangan kanan Afkar dan mencium punggung tangannya. Hal itu selalu menciptakan sensasi aneh di diri laki-laki itu. Wajahnya sedikit panas dengan degupan jantung yang tak teratur.

“Assalamu’alaikum, sayang,”

“Walaikumsalam, kesayangan.”

•°•°•

“Malam ini gue mau ke downstairs, siapa yang mau ikut?” tanya Agarish kepada Leyzo dan Reygan.

AFKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang