-Untuk senyuman yang menjadi duniaku-
...
“Gimana caranya kita keluar Ket!” decak Vano mengacak-acak rambutnya. “Takut banget gue liat darah darah ini, apa tempat ini di jadikan untuk memutilasi manusia sama mereka ya?” recohnya mulai parno.
Sachio berdecak mendengar tuturan laki-laki itu, “Lo ga denger Bromo bilang apa? Mereka juga gak tau darah apa yang sudah berserakan disini, dan mereka gak pernah bunuh manusia disini, kurang percaya lo?” sembur Sachio emosi, karena dirinya sendiri juga masih kesal karena selama ini dia sudah di bohongi oleh orang-orang yang dia percaya.
“Yang ada lo yang aneh Chio, mereka udah berhasil mengkibuli kita selama ini, lo masih percaya aja.” Imbuh Marseno juga kesal. Apalagi saat ini mereka di kurung oleh gang Black Moon.
“Bedanya sama lo apa?” ketus Sachio, dia juga tidak menyangka ternyata Marseno adalah orang suruhan Alastar untuk memata-matai ruangan itu.
“Gue kan udah bilang, gue terpaksa buat melindungi abang gue, mereka selalu ngancem kalau gue gak nuruti keinginan mereka,” jelas Marseno kesekian kalinya.
“Itu artinya Alex beneran udah mati ya?” lirih Vano tertekuk lemes.
“Kemungkinan iya.” Jawab Sachio ikut merasa bersalah, jika malam itu dia tidak mengajak Alex, pria itu mungkin tidak akan pergi secepat ini.
“Kalau bukan Black Moon yang bunuh lalu siapa?” ujar Marseno membuat mereka terdiam beku.
•°•°•
“Rang?” Ashlan berlari ke arah Rangga yang saat ini tengah duduk di dalam markas mereka.
“Kenapa?” jawab cowok itu berdiri.
“Alastar sama anggotanya kesini cari lo!” adu Ashlan membuat Rangga mati kutu.
“Persiapkan anggota.”
“Lo yakin?” lirih Ashlan menatap khawatir, Rangga mengangguk. “Kalau nanti gue mati setidaknya gue terlepas dari penjara Big bos sialan itu.”
“Jangan ngaco kalau ngomong”. Cegah Ashlan tak suka mendengarnya.
Mereka keluar menemui Alastar yang sudah menunggu di luar. Sesampainya di depan mereka menatap nyalang jumlah orang yang berada di depan mereka.
“Dimana Agarish?” tanya Alastar to the point.
“Agarish siapa? Gue gak kenal.” Ujar Rangga, ia menelan liurnya susah payah saat ini.
“Jangan banyak bacot kalau lo mau mati dengan cara aman.” Sergahnya menghampiri Rangga.
“Kita emang gak tau siapa Agarish, tolong percaya.” Ucap Ashlan yang berada di samping Rangga.
Alastar terkekeh picik, ia kemudian memukul keras perut Rangga hingga cowok itu muntah darah. Alastar juga menonjok wajah Rangga dan menghantam bahu laki-laki itu dengan sikutnya.
“Rang!” teriak Ashlan lalu ia mencoba menyerang untuk membantu Rangga namun hanya dengan satu pukulan dari Alastar, Ashlan langsung tepar. Hal itu membuat seluruh anggota Devilsclub tertawa, gang Hugo ini benar-benar lemah! Itulah isi pikiran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFKAR
Teen FictionTerbit! TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA! PASSWORD : FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TERIMAKASIH. -Untuk senyuman yang menjadi duniaku- Tentang sebuah persembunyian geng motor yang tak terkalahkan, dinobatkan sebagai raja jalanan, membuat posisi itu banyak...